Sepenggal Cerita Batik yang Menjadi Warisan Budaya Indonesia

JABARNEWS | BANDUNG – Batik merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, keindahan batik bahkan sudah diakui oleh dunia.

Pada 2 Oktober 2009 badan PBB untuk kebudayaan UNESCO menetapkan batik sebagai warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (Masterpieces of the oral and intangible Heritage of Humanity). Teknik pewarnaan dengan menggunakan ‘malam’ untuk menutupi sebagian dari kain dalam pewarnaan, dimana dengan teknik tersebut dibuat motif-motif tertentu yang memiliki keunikan dan arti tertentu.

Meski batik sudah lama ada di Indonesia dan menjadi bagian dari sejarah, namun Hari Batik Nasional baru ditetapkan pada tahun 2009 silam. Tanggal 2 Oktober sendiri dipilih menjadi Hari Batik Nasional bukan tanpa alasan. Pasalnya, 2 Oktober 2019 adalah hari di mana UNESCO menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity atau Warisan Kebudayaan Manusia kategori Non-Benda.

Baca Juga:  Paris Gelar Pameran Semarakkan Mei Bulan Menggambar di Purwakarta

Sejarah Batik Pekalongan tidak tercatat secara resmi kapan mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut informasi yang tercatat di Disperindag, pola batik itu ada yang dibuat 1802, seperti pola pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur serta Barat. Kemudian di daerah–daerah baru tersebut para keluarga serta pengikutnya mengembangkan batik.

Baca Juga:  Polisi Dalami Kecelakaan Maut di Bekasi Yang Tewaskan 10 Orang

Ke timur batik Solo serta Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya serta Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon serta Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota serta daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Tiongkok, Belanda, Arab, Asia, Melayu serta Jepang pada zaman lampau mampu mewarnai dinamika pada desain dan pola serta tata warna seni batik di Pekalongan.

Baca Juga:  Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Raya Meningkat, Irawati Beberkan Penyebabnya

Keistimewaan batik Indonesia memiliki beragam motif yang terpengaruh dari berbagai budaya yang ada. Sebagai contoh, ada batik yang memiliki motif kaligrafi Arab, buket Eropa, phoenix China, bunga sakura, hingga burung merak India atau Persia. Selain itu, batik juga akhirnya diakui menjadi milik Indonesia setelah sebelumnya sempat diklaim oleh Malaysia.

Diperlukan kesadaran dan transfer pengetahuan untuk melestarikan budaya batik ini sampai ketingkat pengrajin lokal yang membuat motif masih menggunakan tangan (batik tulis). Sehingga tanggal 2 Oktober ini menjadi hari batik nasional, beragam lapisan masyarakat dan pejabat pemerintah dan pelajar disarankan untuk menggunakan batik pada tanggal ini. (Red)