Kecanduan Game Online Rentan Alami Gangguan Jiwa

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kecanduan bermain game digital baik dari gawai pribadi ataupun mendatangi kios internet, membuat remaja rentan mengalami gangguan kejiwaan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berncana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, Fata Faridulhisan, saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu (2/10/2019).

“Sudah bisa ditebak, kecanduan bermain game menyebabkan banyak efek negatif. Selain membuat anak jadi malas bergerak, enggan belajar, berjam-jam bermain game bisa membuat anak meniru apa yang dilihatnya,” kata pria yang akarab disapa Fata.

Menurutnya, gangguan kejiwaan atau gangguan perkembangan dan gangguan emosi semakin tinggi terjadi pada anak-anak dan remaja akibat game online.

Baca Juga:  Bantuan Pusat, Alat Pertanian Modern Tak Cocok Di Desa

Sayangnya, games yang populer di kalangan anak dan remaja saat ini adalah jenis permainan yang sarat adegan kekerasan, seperti perkelahian atau tembak-menembak.

“Selain bisa berdampak pada malas belajar dan prestasi menurun, efek negatifnya ketika tidak dituruti permintaannya, mereka mengamuk dan menunjukkan perilaku-perilaku eksesif lainnya,” jelasnya.

Ia menambahkan, sebenarnya video games juga bisa memberikan efek positif, yakni ketangkasan strategi, kecepatan reaksi, dan mengasah kreativitas.

“Anak juga jadi mengikuti perkembangan teknologi, yaitu gadget dan internet. Anak juga jadi luwes berkomunikasi dengan sesamanya, bahkan lintas negara,” katanya.

Baca Juga:  TNI Polri Amankan Pilkades PAW Desa Cipinang

Meski demikian, Fata menekankan peran orangtua dinilai sangat penting dalam mengontrol dan mengawasi anaknya.

Anak-anak masih butuh bimbingan orangtua karena mereka belum mengetahui segara dampak dari apa yang dilakukannya.

Fata menambahkan, anak mendapatkan perangkat permainan video games tentu dari orangtuanya, begitu pula jika mereka akan bermain games di warnet tentu harus memiliki uang untuk membayar. Karena itu orangtua perlu menetapkan aturan kapan anak boleh bermain dan durasi waktunya. Jangan membebaskan anak bermain games karena anak belum memiliki pengendalian diri.

“Ciptakan situasi yang kondusif di rumah agar anak nyaman di rumah dan merindukan orangtuanya saat di luar rumah. Kalau bisa, ayah dan ibu luangkan waktu sejenak untuk bermain komputer atau laptop secara bersama-sama. Ciptakan keakraban di rumah,” ujarnya.

Baca Juga:  DPRD Minta Pemerintah Maksimalkan Potensi Kopi di Jabar Selatan

Fata menambahkan, jangan sampai anak tidak betah dengan kondisi di rumah. Bisa saja tempat-tempat negatif menjadi pelarian bagi si anak tersebut untuk menuntaskan rasa kesenangannya.

“Dukungan penuh dari orang tua agar memberikan pengawasan dan pemahaman tentang bahaya bermain game digital secara berlebihan dengan memberikan kegiatan fisik kepada anak seperti penyaluran hobi ataupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,” tambah Fata. (Gin)