Mapag Hujan Siap Atasi Banjir Kota Bandung

JABARNEWS | BANDUNG : Pemerintah Kota Bandung, hadirkan program Mapag Hujan untuk antisipasi akses musim hujan, yang akan fokus mengangkat sedimentasi dan membersihkan sungai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi yang dilanisir Jabarnews.com dari rri.co.id, terkait pembersihan sungai dan pengangkatan sedimentasi ini merupakan strategi pertama yang dilakukan dalam waktu secepatnya sebelum memasuki musim hujan.

“Sedimen sudah ada di sungai dan sampah, maka dalam jangka pendek kita akan beberesih sungai secara masiv sebelum musim hujan tiba. Jadi badan sungai berfungsi optimal,” ujar Didi, Kamis, (03/10/2019).

Baca Juga:  Waspada! PNS Bolos Panjang di Akhir Tahun

Kemudian, Mapag Hujan akan dilakukan secara serentak dan berkelanjutan selama tiga pekan, program tersebut dikerjakan oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Selain itu, titik operasi Mapag Hujan dan waktu pelaksanaannya dipersilahkan setiap OPD ataupun kewilayahan untuk menentukan sendiri sampai tanggal 5 ktober 2019.

“Serentak tiap hari dari 9-31 Oktober. Personil DPU sekitar 360-an, kecamatan kalau kita hitung perkelurahan 10 jadi sekitar 1.500, jadi unsur pemerintahan sekitar 2.000an,” ucapnya.

Baca Juga:  Inilah Mitos-mitos yang Masih Dipercaya Tapi Membahayakan Bayi, Kalian Pernah Lakukan?

Untuk itu, Didi juga berharap masyarakat bisa tergerak untuk ikut berpartisipasi. Sebab, lanjut dia, pengangkatan sedimentasi dan membersihkan sungai ini memberikan manfaat besar dalam rangka mengantisipasi air meluap saat hujan datang.

Selanjutnya Didi memaparkan, solusi jangka panjang untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan tiba yakni pengelolaan air dengan membuat resapan. Saat ini upaya optimal Pemkot bisa memanfaatkan di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Baca Juga:  Total Korban Keracunan di Cikampek Jadi 83 Orang, Dua Orang Meninggal

Di kawasan pemukiman ataupun lingkungan yang sudah dibangun ruangnya pun tetap bisa dimanfaatkan membuat resapan. Sekarang ini, DPU tengah menggalakan program pembuatan drumpori.

“Jadi kalau penanganan atau tata kelola air hujan jangka panjangnya kita harus meresapkan di RTH. Kalau memungkinkan membangun retensi. Kalau di ruang yang sudah terbangun kita usahakan fungsi retensi masih ada,” Tegas Didi, (Red).