Pemilihan Ketua MPR Masih Alot

JABARNEWS | JAKARTA – Pemilihan Ketua MPR RI yang digelar di Gedung Kura-Kura, DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019) sore masih alot.

Sejumlah fraksi yakni NasDem, PDIP, PKB, PPP, PAN, Demokrat dan PAN serta kelompok DPD RI mendukung Bambang Soesatyo dari Fraksi Golkar. Sementara Fraksi Gerindra masih menolak.

Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate berharap Partai Gerindra menjaga semangat kekompakan dan kegotong royongan. Apalagi kata Johnny Partai Gerindra salah pihak yang mendorong revisi undang-undang MPR, DPD, DPR dan DPRD (MD3) supaya adanya penambahan kursi pimpinan MPR.

Baca Juga:  Senam Di Rumah Bisa Dapat Hadiah dari Kemenpora

“Kesepakatan awal Nasdem menolak Revisi UU MD3. Kalau ditarik ulur, NasDem waktu itu menolak pelebaran pimpinan MPR dari 5 menjadi 10. Tetapi kepada kami meyakinkan ini dengan alasan, ini adalah lembaga permusyawaratan. Semangat musyawarah,” ujar Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).

Menurut Johnny, pihaknya terus menggelorakan semangat itu dengan mengedepankan semangat musyawarah dan mufakat. NasDem kata Johnny, tetap kedepankan dan dengan hormat meminta kepada seluruh fraksi dan kelompok termasuk secara khusus kepada Gerindra untuk menempuh secara musyawarah untuk mufakat.

Baca Juga:  Ratusan Kios di Perbaungan Serdang Bedagai Hangus Terbakar

“Jadi hitungan voting atau kekuatan suara, pendukung pak Bambang Soesatyo ini solid. Itu sudah 90 persen suaranya. Yang tersisa 10 persen. Kalau hanya 10 persen, kenapa masih juga minta untuk voting. Kenapa masih juga minta untuk voting? Itu yang ditanya kenapa masih mau voting. Padahal sudah pasti kalah. Itu harus yang harus ditanya,” tegasnya.

Baca Juga:  Materi Manasik Haji Dilakukan Secara Online Selama Pandemi Covid-19

Namun kata Johnny, pihaknya mempersilakan Partai Gerindra konsultasi dengan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum (Ketum) terkait kesepakatan Ketua MPR RI itu.

“Alasannya masih butuh konsultasi dengan pimpinan, Ketua Partai. Silahkan berkonsultasi. Seharusnya sudah bisa dilakukan dari jauh hari dengan semua alternatif-alternatif. Tapi demi kekerabatan politik, itu diberikan ruang. Tetapi kalau sampai disaat akhir masih tetap minta voting termasuk keajaiban dunia,” harapnya. (Odo)