Ternyata Ini Alasan Bandung Jadi Kota Termacet

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, EM Ricky Gustiadi menyebut salah satu penyebab Kota Bandung mendapat label kota termacet se-Indonesia karena warganya masih enggan meninggalkan kendaraan pribadi pada hari kerja dan beralih pada transportasi umum. Sebab, fasilitas transportasi umum yang ada belum dapat memenuhi kriteria, terutama berkaitan dengan kenyamanan.

“Jumlah pertumbuhan kendaraan (pribadi) cukup tinggi dibanding jumlah pertumbuhan pembangunan infrastruktur jalan. Artinya, (jalan raya) masih didominasi pengguna kendaraan pribadi,” kata Ricky di Bandung, Senin (7/10/2019).

Baca Juga:  Analisa PVMBG, Pemkab Lombok Segera Revisi RTRW

Saat ini warga yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 80 persen, sedangkan warga yang menggunakan transportasi umum hanya 20 persen. Dengan demikian, kata dia, wajar jika kemacetan kerap terjadi di wilayah Kota Bandung.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana pun menyebut warga Bandung belum tentu memilih menggunakan transportasi umum yang kurang memiliki ketepatan waktu.

Meski transportasi umum dinilai nyaman, kata dia, warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi demi mencapai tujuan dengan waktu yang diinginkan.

Baca Juga:  Lima Mantan Komandan Bajak Laut Shirohige Terkuat Dalam Anime One Piece

“Kalau sekarang orang beralih ke transportasi massal meski nyaman tapi tidak bisa memprediksi waktu, sehingga orang juga belum tentu mau,” kata Yana di Balai Kota Bandung.

Meski demikian, Ricky mengatakan pihaknya telah berupaya maksimal untuk menekan kemacetan meski Pemerintah Kota Bandung memiliki keterbatasan anggaran dalam menyediakan transportasi umum yang baik. Pihaknya akan terus mengimbau masyarakat agar menggunakan transportasi umum demi kelancaran lalu lintas,

Baca Juga:  Geram! Uu Ruzhanul Ulum Minta Arteria Dahlan Segera Minta Maaf, Kalau Tidak…

“Solusinya sudah ada dalam rencana strategis Dishub Kota Bandung tahun 2018 sampai dengan 2023. Harus mencapai 25 persen yang menggunakan angkutan umum dalam melakukan mobilitas setiap hatinya,” kata Ricky.

Dalam survei yang dilakukan oleh ADB, ada sedikitnya 278 kota yang diteliti dari sebanyak 45 negara. Kota Bandung berada di peringkat ke-14, lebih parah dari Jakarta yang berada di peringkat ke-17 dan Surabaya peringkat ke-20. (Ara)