Rumah Warga Kampung Cihandeuleum di Purwakarta Dihujani Batu

JABARNEWS | PURWAKARTA – Warga di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta panik setelah dihujani batu berukuran raksasa dari atas bukit yang ada di sekitar, pada Selasa (8/10/2019).

Dikabarkan dua rumah warga dan satu sekolah hancur akibat batu tersebut. Diduga akibat aktifitas peledakan batu dari salah satu perusahaan galian C yang berada di sekitar pemukiman warga.

Menurut salah seorang warga setempat, Budi (30), peristiwa itu terjadi saat warga sedang beraktivitas di sawah dan kebun.

Baca Juga:  Corona di Sukabumi Mengganas, 75 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sepekan

“Biasanya jika perusahaan mau meledakkan batu suka ada pemberitahuan terlebih dahulu, rumah yang tertimpa batu itu milik Holid dan Dodi dan sebuah sekolah TK” ungkap Budi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tampak batu-batu besar tidak jauh dari rumah-rumah hancur tersebut.

Para pemiliknya terlihat shock karena tempat tinggal dan lingkungannya hancur dan tidak beraturan. Mereka berharap pihak perusahaan bertanggung jawab dan menjamin peristiwa serupa tak terulang.

Baca Juga:  Begini Cara Menghilangkan Bau Badan Dengan Obat Alami

Diketahui, posisi perkampungan yang berada di bawah bukit yang selama ini ditambang acap kali terdampak dari aktivitas peledakan. Beberapa waktu lalu pun sempat terjadi masalah. Setahun lalu sempat terjadi longsor yang nyaris mengubur perkampungan.

Hingga saat saat ini, pihak terkait belum ada bisa dimintai keterangan, sementara proses evakuasi masih berlangsung dan belum diketahui jumlah kerugian ataupun adanya korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penangulangan bencana Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono mengatakan, peristiwa berjatuhannya batu-batu beraturan raksasa tersebut bukan karena faktor alam.

Baca Juga:  FishOn, Aplikasi Kemaritiman Menuju Satu Juta Nelayan Berdaulat

“Kita sudah berkoordinasi dengan Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, informasi yang ada itu disebabkan oleh human eror, akibat aktifitas tambang di PT.MSS. Bukan karena faktor alam, ini masuk kategori dalam bencana non alam atau kegagalan teknologi. Jadi hal ini sudah bukan menjadi kewenangan kami,” singkat Wibi melalui Seluler pribadinya. (Gin)