Direktur Pasca Sarjana Unpas: Demo Boleh, Asal Jangan Anarkis

JABARNEWS | BANDUNG – Wacana aksi unjuk rasa mahasiswa kembali muncul. Menurut isu yang beredar, aksi ini akan lebih besar dari aksi beberapa waktu lalu.

Menanggapi isu tersebut, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Pasundan, Didi Turmudz mengatakan bahwa dirinya khawatir ketika mahasiswanya mengikuti aksi unjuk rasa kemarin terkait demo RUU KUHP dan RUU KPK karena banyaknya mahasiswa Unpas yang menjadi korban.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Perintahkan Kementerian Distribusikan Stok Beras ke Pasar

Menurutnya hal tersebut dikarenakan minimnya konsolidasi sehingga pergerakan aksinya tidak dapat terkonsisikan.

“Saya khawatir apabila mahasiswa jadi korban karena mahasiswa bisa jadi tidak tahu apa yang sedang bergerak dan bermain serta seperti apa agendanya,” ujar Didi saat jumpa wartawan di Kampus Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas), Jl. Sumatera No. 41, Kota Bandung, Jum’at (11/10/2019).

Baca Juga:  Mendes Minta Kades Manfaatkan Dana Desa untuk Pengembangan Wisata

Kendati demikian, idealisme mahasiswa tidak boleh dipancung hak mengeluarkan pendapatnya. Selain itu, Didi menuturkan bahwa mahasiswa yang mengikuti aksi unjuk rasa harus pandai menempatkan diri agar tidak menjadi korban.

“Perjuangan tahun 65 jelas, lalu tahun 98 jelas tapi saat ini menurut saya dirasa rumit,” katanya.

Baca Juga:  Ruang Kerja Anggota DPR Gerindra Ditembak

Sementara itu, dirinya sangat tidak sepakat aksi unjuk rasa mahasiswa harus berakhir dengan anarkis. Sebab, kedua belah pihak (Mahasiswa dan Polisi) akan dirugikan dengan jatuhnya korban.

“Dan ketika berunjuk rasa kami tidak setuju jika anarkis dan saat ini kebanyakan anarkis terus sehingga mahasiswa kami jadi korban dan itu masalah” pungkasnya. (RNU)