Akibat Kurang Pengawasan Remaja ini Alami Gangguan Jiwa Karena Game

JABARNEWS | BEKASI – Dua remaja asal kabupaten Bekasi Nv (17) asal Cikarang Selatan dan Ty (17) asal Cibitung, mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan game hingga harus rawat.

Ketua Yayasan Al Fajar Berseri Tambun Selatan, Marsan, kedua remaja tersubut sudah dirawat seja tahun 2018 lalu akibat penggunaan telpon seluler secara berlebihan.

“Nv dan Ty bukan pasien gangguan kejiwaan pertama yang dirawat karena penggunaan gawai. Sebelumnya ada satu pasien lain asal Medan yang mengalami hal serupa,” ujar Marsan, Kamis (17/10/2019)

Baca Juga:  Mengenal Dekat Mommy ASF Si Penulis Layangan Putus

Kemudian menurutnya berdasarkan informasi, korban penggunann telepon seluler ini sudah sangat berlebihan mengoperasikan gawai. pasalnya, makan pun mereka kadang lupa. Lebih parah lagi, kalau dilarang mereka mulai emosional. Bukan cuma marah tapi sampai melawan orang tuanya.

“Orang tua harus paham di dalam HP itu kan mengandung magnet yang bisa merusak otak. Itu mengapa ada dua orang yang tinggal di sini sekarang,” kata dia.

Baca Juga:  Tempo : Tersinggung Soal Kartun, Adukan Ke Dewan Pers

Sedangkan menurut Komisioner Koomisi Pelindungan Anak Daerah (KPA) Kabupaten Bekasi, Muhammad Rozak, mempbenarkan tentang efek negatif dari penggunaaen gawai. Meskipun, dia mengaku belum menangani atau menerima laporan terkait anak yang terganggu jiwanya karena telepon genggam.

“Setidaknya KPAD Kabupaten Bekasi menangani tujuh sampai sepuluh kasus per bulan terkait kekerasan anak. sekitar 30 persen di antaranya diawali dari gawai” Ujar Rozak

Sementara itu, kampanye pengendalian penggunaan telepon genggam ini kerap disampaikan dalam beberapa kesempatan. baik ketika mengunjungi sekolah maupun rapat di tingkat desa. Hanya saja pemilik peran terbesar untuk mencegah hal negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan, ada pada orang tua.

Baca Juga:  Kiki Amalia Terkejut Banyak Mantan Pacar Agung Nugraha yang Menghubunginya

“Orang tua jangan kalah sama anak. Jangan sampai anak mengunci gawainya dan orang tua tidak mampu melihat. Jangan takut memasuki ruang pribadi anak karena anak pun lahir dari ruang pribadi orang tuanya.” Tegas rozak. (Red)