Walikota Depok: Toleransi Kunci Penting Keharmonisan Umat Beragama

JABARNEWS | DEPOK – Kata toleransi menjadi kata yang mungkin sering dimunculkan dalam kehidupanya maya dan nyata. Kata toleransi tak bisa dilepaskan dari maraknya ujaran kebencian, yang masih terus terjadi dalam beberapa tahun kebelakang.

Dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar dari ajaran agamanya masing-masing, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengajak umat beragama di Kota Depok untuk saling menjaga toleransi.

“Kota Depok memiliki visi unggul, nyaman, dan religius. Perlu saya tegaskan, bahwa kata religius ini artinya setiap umat beragama tidak hanya mengamalkan agamanya secara emosional,” kata Idris di Depok, Minggu (29/9/2019).

Dirinya menambahkan, Kota Depok memiliki penduduk yang beragam atau multietnik. Untuk itu, seluruh umat beragama diharapkan terus menjaga toleransi yang telah terbangun selama ini.

Baca Juga:  Tiga Aktivitas Cocok Dilakukan Di Tempat Wisata Taman Sri Baduga Purwakarta

“Kalau tanpa toleransi hidup ini akan terasa sempit. Begitu pun sebaliknya, kalau ada toleransi hidup ini terasa lapang, walau kita tinggal di Kota depok yang begitu padat,” ujarnya.

Tetapi lanjut Idris harus juga memahami agamanya dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar, sehingga bisa mewujudkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Ia mengatakan toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga keharmonisan beragama. Sebab, dengan adanya toleransi, membuat satu sama lain saling memahami dan menghargai perbedaan.

Baca Juga:  Zona Merah, Bandung Barat Kembali Tutup Seluruh Objek Wisata

Selain itu Wali Kota Depok juga mengajak para pemuka agama di Kota Depok untuk ikut menyukseskan program unggulan Kota Depok, seperti program Kota Tanpa Sampah (Zero Waste City).

“Kami harapkan para pemangku kepentingan di gereja-gereja dan tempat ibadah lainnya agar bisa menyelesaikan masalah sampah di tempatnya masing-masing dengan melakukan pemilahan sebelum dibuang,” katanya.

Dikatakan Mohammad Idris, pengolahan sampah dari pusatnya menjadi salah satu cara efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Sebab, menurutnya, saat ini daya tampung TPA tersebut telah melampaui batas normal.

“Insya Allah, dengan cara ini bisa mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA, karena sekarang tumpukan sampah di sana sudah tinggi sekali. Semoga tidak berbahaya bagi warga sekitar,” katanya.

Baca Juga:  Hari ke-3, Sudah 836 Kendaraan Pemudik Diputar Balik di Kabupaten Bandung

Dirinya menambahkan, untuk mengatasi persoalan sampah, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar sebagian sampah dari Kota Depok dapat dibuang ke TPA Lulut-Nambo di Kabupaten Bogor.

“Jadi, kita sudah menjalin kerja sama dengan Provinsi Jawa barat, sehingga nanti sebagian sampah dari Kota Depok dibuang ke sana,” ujarnya.

Seperti diketahui, saat ini katanya produksi sampah di Kota Depok tersebut mencapai 1.300 ton per hari. (Ara)