Devi Mutiara Sari, Anggota DPRD Purwakarta Termuda

JABARNEWS | PURWAKARTA – Devi Mutiara Sari, anggota DPRD Purwakarta periode 2019-2024 yang mendapatkan penghargaan sebagai anggota dewan termuda dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, pada peringatan hari Sumpah Pemuda ke 91 kemarin.

Perempuan yang akrab disapa Devi itu tidak menyangka jika di bulan kelahiranya ini ia mendapatkan penghargaan tersebut.

“Iya nggak nyangka, tadinya kan cuma menghadiri undangan peringatan hari Sumpah Pemuda, nggak tahunya malah dapat penghargaan sebagai anggota dewan termuda di Purwakarta. Alhamdulilah ini jadi kado ultah Devi juga,” ujar Devi saat ditemui di sela-sela kegiatannya, Selasa (29/10/2019).

Diketahui, perempuan kelahiran 9 Oktober 1991 lalu itu berhasil lolos ke Gedung Putih Ciganea, setelah sebelumnya bertarung di Dapil 5 meliputi Kecamatan Maniis, Tegalwaru, dan Plered melalui partai pengusungnya yakni Partai Nasdem.

Devi membuktikan, gender dan usia bukanlah halangan seseorang untuk menjadi anggota dewan yang mumpuni, mengambil sikap, dan menentukan kebijakan strategis yang berpihak terhadap rakyat.

Baca Juga:  Lima Raperda Masuk dalam Propemperda Semester Pertama Tahun 2022, Ini Penjelasan DPRD Jabar

“Tidak ada yang salah jika perempuan bahkan dengar umurnya yang masih relatif muda terjun ke dunia politik, kita lihat Bupati Purwakarta aja perempuan, dan dia mampu memimpin Purwakarta, lalu kenapa saya tidak bisa apalagi tujuannya untuk kemajuan bangsa, pasti bisa,” jelasnya.

Devi menuturkan, menghormati dan menghargai senior yang lebih berpengalaman itu sudah wajib. Namun, pemikiran anak muda tetap harus diperhatikan.

“Namun pemikiran dari anak muda juga baiknya diperhatikan karena yang mengerti keadaan saat ini supaya lebih mudah diterima di masyarakat harus mengikuti jaman era globalisasi yang luar biasa dengan cara kreatifitas anak muda,” ungkapnya.

Menurutnya, yang pasti ingin menggerakkan, membangun kaum milenial kreatif supaya lebih mendapatkan perhatian khusus dari DPRD.

“Mari bukalah mata hati dan pikiran kita untuk membangun wilayah di sekitar kita supaya menjadi wilayah yang luar biasa dikarenakan anak muda yang berjuang dan merubah wilayah itu. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?,” ungkap Devi.

Baca Juga:  DPRD dan Pemdaprov Jabar Setujui Raperda APBD 2023

Dihubungi terpisah, Analis Sosial dan Politik asal Kabupaten Purwakarta, Hadi Saeful Rizal mengatakan, generasi milenial dinilai punya kemampuan mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

“Media sosial menjadi bagian keseharian mereka, sedangkan internet merupakan sumber informasi. Generasi milenial pun dinilai cepat dalam merespons segala perubahan. Mereka lebih kreatif, terbiasa berpikir out of the box, kiritis, punya energi, dan semangat,” ungkap Hadi saat dihubungi melalui selulernya.

Hadi menganggap, legislator milenial memiliki nilai lebih dalam semangat dan energi. Akan tetapi, mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi kedewanan sehingga mereka membutuhkan adaptasi untuk belajar dalam memahami tugas pokok dan fungsi sebagai anggota dewan.

Untuk menutup kelemahan itu, Hadi meminta legislator milenial lebih aktif dan lebih kritis dalam menjalankan fungsi sebagai anggota dewan, baik di bidang legislasi, anggaran, maupun pengawasan.

Baca Juga:  DPRD Jabar Soroti Semrawutnya Pengelolaan Sampah di Karawang: Sumber Penyakit dan Banjir!

“Kita berharap mereka jadi motor penggerak dewan. Kita harap mereka lebih produktif, lebih kritis, dan akomodatif dalam menyerap aspirasi rakyat,” kata Hadi

Ia juga meminta legislator muda tidak menurut begitu saja dengan dominasi legislator yang lebih senior.

“Jangan sungkan-sungkan dengan senior. Harus berani. intinya berupayalah berdiri tegak dan kawal kebijakan eksekutif atau pemerintah deng baik,” terangnya.

Menurutnya Hadi, semangat dan energi prima diyakini bakal mewarnai kinerja para legislator muda usia tersebut. Akan tetapi, hal itu tidak serta merta bakal berdampak langsung kepada kinerja lembaga legislatif yang lebih baik.

“Jadi, anggota dewan generasi milenial itu harus enerjik dan berani mengatakan yang hak itu hak dan yang batil itu batil. Serta fungsikan diri sebagai dewan yang mampu memberikan kontrol, pengawasan, legislasi, dan kritik yang solutif bagi masyarakat,” pungkasnya. (Gin)