Bank Dunia Berikan Rp. 2 Triliun Untuk Bangun IPLT di Bekasi

JABARNEWS | BEKASI – Untuk mengatasi masalah sanitasi dan air limbah di Kota Bekasi, Bank Dunia memberikan bantuan dana hibah sekitar Rp. 2 triliun kepada Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat untuk pembangunan instalasi pengolahan air limbah domestik terpusat pada 2020.

Tujuannya selain untuk meningkatkan akses sanitasi di Kota Bekasi juga melindungi kualitas air dari pencemaran limbah domestik seperti mandi, cuci, kakus dan aktivitas rumah tangga lainnya.

“Ada tiga kota di Indonesia yang terpilih yaitu Kota Bekasi, Aceh, dan Mataram dengan total bantuan sebesar Rp5 triliun,” kata Sekretaris Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kota Bekasi Imas Amsiah di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/10).

Imas mengatakan bantuan akan dibagi sesuai dengan kebutuhan kota masing-masing dalam membangun sistem pengolahan air limbah domestik terpusat.

Baca Juga:  Jalan Penghubung di Dawuan Subang Ambrol, Kendaraan Besar Tak Bisa Melintas

Dia mengatakan dana hibah sebesar Rp.2 triliun itu akan digunakan untuk membangun instalasi pengolahan air limbah domestik terpusat (IPLT) di empat titik.

“DED (detail engineering design) sudah kami siapkan. Empat titik itu ada di Rawa Pasung Bekasi Barat, Lapangan Multiguna Bekasi Timur, Rusunawa Bekasi Timur, dan Duta Harapan Bekasi Utara. Lahannya sudah PSU dan untuk luasnya nanti menyesuaikan,” ungkapnya.

Empat lahan tersebut dipilih dengan berbagai pertimbangan. Pihaknya telah melakukan riset elevasi atau kemiringan tanah dan juga sesuai dengan kebutuhan jumlah penduduk.

Imas menjelaskan sistem pengolahan air limbah ini nantinya dapat menjangkau seluruh limbah domestik yang ada di Kota Bekasi baik dari rumah tangga, hotel, apartemen, restoran, maupun usaha menengah ke bawah.

Baca Juga:  Inilah Tiga Manfaat Tidur Siang Saat Bulan Ramadhan

Menurut dia, dalam temuannya nyaris seluruh restoran yang ada di Kota Bekasi belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga banyak mencemari lingkungan terutama sungai-sungai yang ada di wilayahnya.

“Berdasarkan data tahun 2018, masih terdapat 6.600 warga Kota Bekasi yang belum memiliki tangki septik dengan Standar Nasional Indonesia (SNI),” kata dia.

Dengan dibangunnya IPLT ini, ia meyakini mampu mengentaskan pencemaran lingkungan dari limbah domestik yang selama ini menghantui lingkungan masyarakat.

“Daya tampung satu IPLT yang akan dibangun ini dapat mencakup 30 ribu rumah warga, termasuk restoran, apartemen, dan hotel. Di Kota Bekasi jumlah bangunan rumah penduduk terdapat sekitar 900 ribu lebih,” kata Imas.

Baca Juga:  Anggaran Pendidikan Jabar Naik Jadi Rp 1,9 Triliun

Sementara itu, Kepala UPTD Pengolahan Air Limbah Disperkimtan Kota Bekasi Andrea Sucipto menambahkan pembangunan empat IPLT di Kota Bekasi itu dimulai pada 2020 mendatang.

“Jadi, pada tahun 2021 ditargetkan sudah beroperasi, ini kegiatan maraton. Dalam waktu dekat ini ada proses lelang konstruksi oleh kementerian. Nanti, jasa konstruksi itu sekaligus membuat desain dan mengoperasionalkannya,” ucapnya.

Dia memastikan tidak ada dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar dengan dibangunnya IPLT.

“Dampaknya tidak ada, kualitas air tanah tidak berdampak, dan bau juga tidak. Buktinya sudah ada, dengan kami membangun sejumlah IPAL komunal di sejumlah titik,” kata Andrea. (Red)