OJK Pantau Sebab Lambatnya Penyaluran Kredit Nasional

JABARNEWS | JAKARTA – Kondisi perekonomian global hingga dalam negeri diprediksi memberi pengaruh terhadap pertumbuhan kredit nasional. Tahun lalu pertumbuhan kredit mencapai 12 persen.

Menurut, Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan yang juga Anggota Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemantauan akan terus dilakukkan oleh OJK ada demi menciptakan kestabilan kondisi perbankan Tanah Air.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Sebut Tingkat Kesembuhan Covid-19 Meningkat Sebesar 84,77 Persen

“Memang pertumbuhan kredit agak sedikit melambat tidak seperti tahun lalu yang bisa 12 persen. Nanti kita lihat di akhir tahun seperti apa,” ujar heru, dilansir dari merdeka.com, Senin, (4/11/2019)

Kemudian menurut dia, secara garis besar, kondisi industri perbankan nasional masih baik. Seperti terlihat dari CAR perbankan sebesar 23,38 persen sampai September.

Baca Juga:  Besok, Ridwan Kamil Jalani Uji Klinis Vaksin Covid-19

“Data OJK melaporkan jika, risiko kredit dan pembiayaan terjaga dengan NPL gross 2,66 persen dan NPL nett 1,15 persen. NPF gross 2,66 persen dan NPF nett 0,55 persen” Ujarnya

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga perbankan mencapai Rp 5.891,92 triliun atau tumbuh 7,4 persen (yoy). Dia memastikan OJK terus menelusuri penyebab pada kondisi pertumbuhan kredit, penyaluran kredit perbankan tumbuh pada kisaran 7,89 persen secara year on year (yoy).

Baca Juga:  Ridwan Kamil Minta Bupati Bekasi Tiru Bogor dan Depok Soal Hal ini

“Tapi tetap kami mendorong tumbuh (kredit) tapi pilih bank mana yang didorong, kemudian sektor mana yang tidak terdampak perang dagang dan lainnya,” tegasnya. (Red)