Demi Penuhi Kebutuhan Keluarga, Bocah ini Rela Berjualan Kerupuk

JABARNEWS | CIANJUR – Sudah menjadi rahasia umum kalau ketimpangan sosial di dunia ini memang begitu besar. Ada anak-anak yang baru dilahirkan tapi sudah langsung merasakan kekayaan. Sementara itu, di tempat-tempat yang kumuh, ada juga anak-anak yang baru dilahirkan, namun langsung didera kemiskinan.

Masa-masa sekolah harus menjadi masa paling menyenangkan bagi anak-anak. Tak hanya sekolah, anak-anak biasanya memenuhi hari-harinya dengan bermain. Namun hal ini nampaknya tak bisa dilakukan oleh seorang bocah lulusan SD bernama Nurzen (12) warga Kampung Pesantren Al-Falah RT2/4, Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur Selatan.

Baca Juga:  Diduga Korupsi Dana Desa, Oknum Kades di Tasikmalaya Ditangkap Polisi

Ia tampak begitu gigih, ikhlas dan sabar jualan kerupuk kembang keliling dari satu kampung ke kampung lainnya disekitar Cianjur, demi menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, yaitu bibi dan neneknya.

“Demi menafkahi keluarga, ayah sudah meninggal. Kalau ibu masih ada tapi tidak tahu keberadaannya dimana,” ujarnya saat ditemui langsung di sela perbincangan singkat di Kampung Pasirhayam, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku. Rabu (5/11/2019).

Cemilan yang dibawa sambil dipukul seminggu setelah mengambil kiriman dari salah satu distributornya 12 ikat isi 120 bungkus per kantong plastik. Setiap hari keliling jualan, penghasilan dalam seminggu sekitar Rp 150 ribu.

Baca Juga:  PPKM Darurat, Di Cianjur Ada 39 Pasien Meninggal Terkonfirmasi Positif Covid-19

Masih diakuinya, kalau ongkos dari kampung halaman sekitar Rp 35 ribu. Itu sekali jalan sampai ke Cianjur kota, kalau pulang bayar lagi. Pulang pergi sekitar Rp 80 ribu.

“Sekolah sudah lulus, hanya tamat SD saja kang? terus saat ini tinggal di Pondok Pesantren kampung halaman sendiri. Tidur pun sama jarang di rumah, dan tidak punya rumah,” ujarnya nampak terlihat tegar dan ikhlas juga sabar. Meskipun nampak terlihat sedih, harus meratapi beban dipikulnya itu.

Baca Juga:  Ketua Komisi V DPRD Jabar Minta Pemprov Jangan Paksakan Program Petani Milenial

Nurzen menuturkan, terpaksa harus jualan. Karena siapa lagi mau mencukupi kehidupan keluarga. Bantu-bantu nenek dan bibi di rumah dan untuk makan sehari-hari dirinya. Sudah hampir sekitar satu tahun lebih berjualan ada keliling kampung sekitar Cianjur saja, gak jauh-jauh.

“Sering pulang malam, kalau barang dagangan gak habis. Pokoknya sehabis saja, belum habis gak pulang,” tandasnya. (CR2)