Tantangan Orang Tua Mengasuh Anak Lebih Berat di Era Digital

JABARNEWS | PURWAKARTA – Era digital merupakan era atau masa di mana orang cenderung mengandalkan sarana media elektronik untuk mendapatkan sejumlah informasi atau menjalin komunikasi daripada menggunakan media yang lain. Media elektronik itu dijadikan sebagai satu-satunya alat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau komunikasi.

Informasi itu dapat di akses melalui gedget atau gawai, maka dari itu tantangan orang tua untuk mengasuh anak di era digital ini sangat berat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Purwakarta, H. Asep Supriatna saat mewakili Bupati Purwakart, Hj. Anne Ratna Mustika pada Acara acara Seminar Patenting, Tantangan Orang tua di Era Digital, yang digagas oleh Sekolah Alam Purwakarta.

Menurutnya, masalah utamanya adalah, orang tua tidak merasa penting atau tidak merasa gadget memuat dampak negatif, sehingga dia dengan mudahnya memberi.

Baca Juga:  Riwayatmu Kini: Kebun Binatang Bandung

“Orang tua di era digital ini harus arif dan bijakasana memberikan teknologi digital untuk anak. Pilihannya hanya dua, yakni rela melihat hari ini anak merengek dan menangis minta dibelikan gadget, terus kita kemudian tersenyum melihat gemilang masa depannya atau hari ini kita belikan anak kita gadget, terus kita kemudian nanti akan menangis, karena ketidak karuan masa depan anak kita,” ungkap Asep, dihadapan peserta seminar di bale Yudistira, komplek Pemkab Purwakarta, Sabtu (9/11/2019).

Menurutnya, penggunaan gadget yang berlebihan tentu bisa menimbulkan dampak buruk, bagi kesehatan fisik maupun mental anak.

Asep mengatakan, anak yang sudah mulai kecanduan gawai akan terbiasa mendapatkan kesenangan dengan pola satu arah. Mereka lebih suka bermain sendiri menggunakan gawai ketimbang bermain bersama teman-temannya.

Baca Juga:  Ini Kata Polisi Soal Aksi Tawuran di Banjarsari Ciamis

“Selain perkembangan interaksi sosial menjadi terhambat, kesenangan yang didapat dari kecanduan gadget juga dapat membuat anak-anak menghindar dari tanggung jawab dan tugas mereka,” ungkapnya.

Dalam seminar ini, lanjut dia, para orang tua akan diajak untuk lebih awas terhadap “dunia” di sekeliling anak-anak kita. Dimana dunia mereka penuh dengan informasi dan imajinasi. Anak zaman ini, mulai dari bayi, balita dan remaja sejak bangun tidur hingga tidur lagi selalu didampingi oleh hal-hal yang berbau digital.

“Karena saya fikir sekolah alam adalah jawaban yang paling tepat untuk menjawab tantangan itu semua. Mudah-mudahan sekolah alam Purwakarta bisa menjadi trigger untuk munculnya sekolah-sekolah alam di Kabupaten Purwakarta ini,” kata Asep.

Baca Juga:  Begini Awal Mula Pengungkapan Kasus Suap Bupati Bogor Ade Yasin oleh KPK

Pasalnya, lanjut dia, manusia dianugrahi indra penglihatan, sentuh, rasa, raba, dengar, dan penciuman untuk mengerti alam sekitarnya.

“Sekali lagi sekolah alam menjadi sebuah sentuhan di dunia pendidikan. Jadi prinsipnya anak harus dijauhkan dari gadget, bagaimanapun caranya anak jangan dan ngga boleh dikasih gadget,” ucapnya.

Pria yang menjabat Ketua KNPI Kabupaten Purwakarta itu berharap, para orang tua lebih bijak dalam memberlakukan teknologi untuk anak.

“Sayang terhadap anak bukan berarti kita harus memenuhi segala permintaan anak. Sebelum kita penuhi keinginannya, alangkah lebih baik kita kaji dulu seperti apa dampak ke depan bagi anak,” Pungkasnya.(Gin)