Tanah Bergerak di Cibadak Akibatkan Belasan Rumah Warga Rusak

JABARNEWS | SUKABUMI – Pergerakan tanah di awal musim hujan telah menyebabkan rumah warga mengalami kerusakan. Kali ini sedikitnya ada 15 unit rumah warga di Kecamatan Cibadak rusak akibat tanah bergerak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyatakan tanah bergerak di daerah itu terjadi sejak sepekan yang lalu, namun tidak menyebabkan kerusakan permukimakan warga.

“Dari 15 unit rumah yang rusak di Kampung Cieurih RT01/08, Desa Sukasirna tiga di antaranya rusak sedang dan 12 rusak ringan dengan jumlah jiwa yang menjadi korban 56 jiwa,” kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Selasa (12/11/2019).

Baca Juga:  Ezra Walian Berambisi Amankan Kemenangan saat Persib Bandung Lawan Rans Nusantara FC

Akan tetapi, katanya, kondisi cuaca yang tidak menentu dengan terkadang hujan deras dan tiba-tiba berubah menjadi terik, membuat tanah yang awalnya kering kemudian terkena hujan, menjadi labil dan retak-retak.

Baca Juga:  Dishub Jabar Akan Bangun 143 Posko Pada Mudik Lebaran 2022

“Setiap hari, tanah bergerak itu semakin meluas dan berdampak ke permukiman masyarakat. Akibatnya, belasan rumah rusak. Tidak menutup kemungkinan bencana itu terus meluas karena kondisi tanah di daerah setempat yang labil,” jelasnya.

Guna mengantisipasi meluasnya tanah bergerak, pihaknya bersama petugas TNI, Polri, aparat pemerintah desa dan kecamatan, serta warga melakukan pemadatan retakan tanah sepanjang 10 meter dengan kedalaman dua meter.

“Mayoritas rumah yang rusak tersebut pada bagian lantai dan tembok kerusakan itu dikarenakan bergesernya fondasi dan bangunan rumah sehingga warga yang rumahnya sudah terdampak untuk selalu waspada,” katanya.

Baca Juga:  Kronologi Meninggalnya KH Aceng Zakaria: Pernah Alami Penyakit Berat hingga Drop di Tengah Jadwal Padat

Daeng mengimbau warga berhati-hati dan lebih baik mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman karena khawatir jika tanah bergerak semakin meluas dan dalam, maka rumah bisa ambles bahkan roboh seperti yang terjadi di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung. (Ara)