Kasus Penyakit Diabetes Masih Tinggi di Kota Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Kasus penyakit Diabetes Militus di Kota Bandung masih cukup tinggi. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Dr Exsenveny Lalopua. Menurutnya, kasus Diabetes Militus paling tinggi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam European Journal of Nutrition, bahwa penyakit diabetes disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe-2.

Baca Juga:  Pekan Depan, Jalur Puncak Akan Kembali Diberlakukan Sistem Kanalisasi

“Ada juga dari faktor keturunan. Untuk itu terapkan gaya hidup yang bersih dan sehat. Gerak 30 menit sehari, makan yang berserat. Kalau makannya udah bagus tapi tidak gerak, kan tidak keluar keringat. Jangan merokok. Prinsipnya banyak sayur dan buah, kurangi karbohidrat tinggi,” kata Exsenveny di Balai Kota (Balkot) Bandung, Kamis (14/11/2019).

Baca Juga:  Kabareskrim Minta Jajarannya Tak Arogan dan Tindak Tegas Hoaks Penanganan Covid-19

Exsenveny mengimbau masyarakat agar selalu memeriksakan kondisi kesehatanya kepada dokter. Tidak harus selalu di Rumah Sakit, namun saat ini pemeriksaan bisa dilakukan di Puskesmas.

“Diabetes Militus tidak mematikan, bisa panjang umur tetapi harus dijaga. Tiap bulan periksa gula darah, atur diet. Sekarang mudah diperiksa cukup ke Puskesmas, tidak perlu ke Rumah Sakit,” ucapnya.

Baca Juga:  Heboh Dua Perempuan Terekam Curi Alquran di Depok, Pihak Musala Pilih Mengikhlaskan

Di RSUD Kota Bandung sendiri, kata dia, telah menyiapkan pelayanan untuk pengobatan penderita Diabetes Militus, seperti menyiapkan dokter spesialis penyakit dalam, layanan cuci darah, edukasi layanan edukasi gizi.

“Kami punya dokter bedah, kan banyak yang penyakit diabetes tapi kakinya udah gangrene, kami siapkan. Jadi menangani diabetes itu harus komprehensip,” pungkasnya. (Rnu)