Akademisi Nilai Perombakan Buku PAI Bukan Solusi Tangkal Radikalisme

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung (Unisba), Eko Surbiantoro menyatakan bahwa perombakan buku Pendidikan Agama Islam (PAI) karena ada unsur khilafah bukan sebuah solusi untuk menangkal radikalisme.

Menurutnya, Radikalisme hadir bukan dari sekolah, melainkan dari kelompok-kelompok dan oknum yang  pemahaman tentang ajaran Islamnya tidak utuh.

“Saya kira ini bukan salah satu solusi, karena radikalisme itu kan lahir bukan dari sekolah,” kata Eko saat dihubungi Jabarnews.com di Bandung, Kamis (14/11/2019).

Baca Juga:  Parah! Jual Tiket Palsu Indonesia Vs Argentina, 4 Orang Diciduk Polisi

Eko menilai, jika salah satu unsur dalam ajaran Islam itu (Khilafah) dihilangkan dalam pelajaran PAI di sekolah, maka akan berdampak pada pemahaman yang dapat menghilangkan kesadaran dalam bernegara.

“Jika itu tidak diajarkan, jangan salahkan jika nanti umat Islam itu jadi Golput, antipati terhadap negara itukan efeknya menjadi sangat besar,” ucapnya.

Baca Juga:  Gubernur Jakarta Anies Baswedan Undang Pengusaha Bakso, Sindir Megawati?

Tidak hanya itu, Eko juga menegaskan bahwa dirinya menolak kebijakan perombakan 155 buku PAI, karena pada hakikatnya ajaran Islam itu kaffah (sempurna). Ketika materi khilafah dihilangkan maka unsur pembelajaran atau ajaran Islam tentang kepemimpinan tidak akan sempurna.

“Khalifah itu kan kepemimpinan, jadi ketika itu dihilangkan maka hilang salah satu ajaran Islam tentang kepemimpinan. Manusia itu kan diciptakan sebagai khalifah, khalifah itu artinya yang memakmurkan. Kekhilafahan itu artinya pemeliharaan, bagian daripadanya adalah kepemimpinan,” jelasnya.

Baca Juga:  MUDAH! Begini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 46

Eko menuturkan, sekolah dan kurikulum (PAI) itu ada untuk mencerdaskan dan mendidik anak bangsa sehingga dapat berbangsa sesuai dengan perintah syari’at.

“Kalau materi-materi ajaran Islam disampaikan secara utuh dan dijalankan secara benar itu akan menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin,” pungkasnya. (Rnu)