Efektifkan BIJB, Dedi Wahidi Minta PUPR dan Kemenhub Realisasikan Tol Cisumdawu

JABARNEWS | BANDUNG – Lebih dari satu tahun sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bandar Udara (Bandara) Kertajati Majalengka atau Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang dibangun menelan biaya Rp2,6 triliun tersebut masih minim penerbangan.

Bandara Kertajati yang memiliki standar internasional tersebut dibangun jauh dari pusat kota besar, yakni Bandung dan minimnya akses menuju bandara jadi salah satu penyebab sepinya bandara ini. Akibatnya, bandara tersebut terlihat sia-sia karena hanya sedikit penumpang yang mau menggunakan dari Kertajati.

Atas dasar itu, Anggota Komisi V DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H. Dedi Wahidi mendesak kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan lebih serius merealisasikan pembangunan jalan tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, dan Dawuan) untuk melakukan percepatan pembangunan akses menuju dan dari Bandara Kertajati.

Baca Juga:  Muncul Deklarasi Dedi Muyadi Maju Jadi Calon Presiden, JRI Sampaikan Ini

“Salah satu persoalan utama dari Bandara Kertajati adalah ketidak layakan akses menuju dan dari bandara ke wilayah sekitarnya. Kami melihat belum ada upaya serius dari pemerintah untuk mempercepat koneksifitas akses menuju bandara,” ujar H Dedi Wahidi, di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 20 November 2019.

Dia menjelaskan Bandara Kertajati diproyeksikan menjadi bandar udara utama di wilayah Jawa Barat. Menurutnya dari fasilitas yang ada seharusnya Bandara Kertajati telah layak untuk menjadi bandara utama di Jawa Barat.

“Ketidak layakan akses ini membuat calon penumpang malas untuk naik pesawat dari Bandara Kertajati sehingga sampai saat ini Bandara masih sepi penumpang,” katanya.

Baca Juga:  Ada 51 Petugas Bawaslu Kabupaten Bandung Positif Covid-19, Kahpiana: Semua Diganti

Pria yang akrab disapa Dewa ini menilai jalan tol tersebut sangat vital untuk mengalihkan aktifitas penerbangan Bandara Husain Kertanegara, Bandung ke Bandara Kertajati.

“Apalagi jalan non tol yang menuju ke Kertajati masih sempit dan gelap kondisinya kalau malam hari baik dari arah pantura Indramayu maupun dari arah Majalengka,” ujarnya.

Apabila akses sudah mendukung, maka warga Bandung dan sekitarnya akan lebih memilih bandara Kertajati untuk penerbangan dibanding ke bandara Halim atau Sukarno Hatta Jakarta dikarenakan jaraknya lebih dekat dan waktu tempuhnya lebih cepat.

Diantara potensi yang bisa meramaikan penerbangan bandara Kertajati, yaitu dengan membuka penerbangan internasional untuk penerbangan para TKI. Menurutnya wilayah tiga Cirebon banyak orang yang menjadi TKI terutamanya Indramayu.

Baca Juga:  Dalam Rangka Hari Jadi Bandung Barat ke-16, Bupati Hengky Kurniawan Ajak Masyarakat Lakukan Ini

“Jika potensi tersebut dimanfaatkan maka Bandara Kertajati akan dapat beroprasi secara maksimal, dan akan menumbuhkan perekonomian serta semakin tumbuhnya sektor pariwisata Jawa Barat sebagai konsekuensi atau multi player efect dari bandara tersebut” jelasnya.

Seperti diketahui, Bandara ini juga bukan hanya telah menelan anggaran banyak, tapi juga telah memicu kerugian sosial yang dialami masyarakat sekitar, proses pembebasan tanah yang sudah lama mereka garap untuk bercocok tanam secara turun temurun pada akhirnya harus rela ditinggalkan karena tergusur.

“Dengan pengorbanan masyarakat serta dengan menghabiskan dana triliunan, sungguh sangat disayangkan kalau tidak berfungsi secara maksimal,” harapnya. (Red)