Pemuda Harus Bersinergi Tuntaskan Masalah Kemacetan di Kota Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung, menggelar diskusi ‘Mari Ngobrol Seputar Isu Luar’ (Mistar) yang membahas persoalan kemacetan di Kota Bandung. Memaparkan bahwa kemacetan dapat diatasi dengan melakukan sinergi antara Kepolisian dan Pemuda.

“Kompleksitas permasalah kemacetan di Kota Bandung sangat tinggi, artinya kita perlu sinergitas dan kolaborasi antar pihak,” kata Perwakilan KNPI kota Bandung, Bena Aji Satria di Beancang Kopi, Cijagra, Buah Batu, Bandung, Senin (25/11/2019).

Baca Juga:  Polsek Pamanukan Pastikan Banjir Pamanukan Aman dari Tindak Kejahatan

Sementara itu, berdasarkan laporan dari penelitian ‘Asian Development Outlook 2019’ yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) September lalu, menunjukan bahwa kota Bandung menduduki kota termacet ke-14 di Asia dan mengalahkan Jakarta dan Surabaya.

Menanggapi kondisi tersebut, Wakasatlantas Polrestabes Bandung, AKP S Ridwan menyebut bahwa kota Bandung yang di bangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda hanya untuk kota transit karena kondisi geografisnya yang sejuk.

“Kota Bandung dulu hanya dirancang untuk 300.000 jiwa, tapi sekarang kondisinya berbeda, populasi sudah 2,5 jiwa, sudah delapan kali lipatnya,” ucapnya.

Baca Juga:  7 Kesalahan Ini Sering Terjadi Saat Menggunakan Treadmill

Selain itu, kata dia, kota Bandung yang merupakan kota pendidikan, mengundang para pendatang dari luar daerah untuk menimba ilmu dan menetap serta melakukan mobilitas dalam kota yang tentunya akan menambah volume lalu lintas.

“Kota Bandung menjadi kota pendidikan selain kota-kota lainnya, tentunya hal ini menjadi salah satu penyumbang volume kepadatan lalu lintas di Kota Bandung,” ujarnya.

Kemdati demikian, Ridwan menghimbau kepada para mahasiswa di Kota Bandung untuk berpikir positif dalam rangka menanggulangi kemacetan.

Baca Juga:  Mengintip Cara Pembuatan Peuyeum Singkong Sebagai Wisata Kuliner Bandung

“Saya imbau mahasiswa tidak menggunakan kendaraan sendiri-sendiri atau ‘nebeng’ bahasa mahasiswanya, kemudian memanfaatkan transportasi publik dan di harapkan menjadi tren kedepan,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua BEM STTT Bandung, Anfa’Liddin yang mengungkapkan bahwa urgensi isu kemacetan merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama, terutama dari ranah akademis.

“Kami dari mahasiswa harus terbuka pikirannya, sudah harus menanggulangi masalahnya sendiri serta cari solusi sendiri,” tutupnya. (RNU)