Aksi Sulap Berujung Petaka, Sebuah Paku Tertelan Bocah di Pangandaran

JABARNEWS | PANGANDARAN – Niat ingin unjuk kebolehan bermain sulap, seorang siswa SMPN 2 Parigi, Kabupaten Pangandaran malah tak sengaja menelan paku. Insiden nahas itu terjadi saat siswa tengah persiapan Shalat Dzuhur.

Bocah pria, DN (13), terbaring di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Paku ukuran kecil yang bersarang selama 14 hari di dalam tubuhnya berhasil dikeluarkan dokter melalui tindakan operasi. Atraksi sulap siswa SMP Negeri 2 Parigi Pangandaran itu menjadi penyebab paku tertelan.

DN awalnya unjuk kebolehan bermain sulap di hadapan teman-teman di sekolahnya, Rabu (13/11/2019). Sebuah paku mirip pin untuk styrofoam DN masukkan ke mulut. Sejurus kemudian, ia julurkan lidah dan menyatakan paku itu raib.

Baca Juga:  Tokoh Agama di Purwakarta Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Pasca Pencoblosan

Tiba-tiba, seorang teman tidak sengaja menginjak kaki DN yang terluka akibat bermain sepakbola. Seketika DN menjerit kesakitan. Paku yang tersimpan di mulut DN tertelan.

Paku yang tertelan DN merupakan sisa-sisa kegiatan program Sekolah Sehat. Paku dengan kepala warna-warni itu biasanya digunakan untuk menempelkan kertas pada lembar styrofoam. Sebagian orang menyebutnya paku majalah dinding (mading).

Baca Juga:  Oktober 2023, Penerbangan Kota Bandung ke BIJB Kertajati Resmi Dialihkan

Pihak SMPN 2 Parigi, Kabuten Pangandaran, Jawa Barat, pernah mewanti-wanti DN agar tidak menampilkan atraksi sulap yang berbahaya.

“Beberapa hari sebelum kejadian, dia sempat diperingatkan oleh wali kelasnya agar jangan bermain-main dengan paku,” kata Muslihin, kepala SMP Negeri 2 Parigi, dilansir Kamis (28/11/2019).

“Anak itu memang suka bermain sulap-sulapan atau akrobat,” Muslihin menambahkan.

DN sempat diboyong ke puskesmas terdekat. Setelah itu dirujuk ke RSUD Banjar. Guna penanganan lebih lanjut, DN dibawa ke RSHS Bandung.

Baca Juga:  Humbahas Diterjang Banjir Bandang: Satu Orang Tewas, 11 Hilang

“Sempat dilakukan endoskopi di RSHS, tapi posisi paku tidak terdeteksi. Rupanya paku bersarang di organ paru-paru,” kata Yuli, guru UKS SMPN 2 Parigi.

Yuli beberapa hari lalu menyempatkan diri menengok DN ke RSHS. Menurut dia, bocah tersebut sudah menjalani operasi pada Rabu (27/11/2019). Paku yang bersarang selama 14 hari itu dikeluarkan dokter dari tubuh DN.

“Akhirnya paku diangkat. Tentu kami merasa lega, apalagi dikabarkan kondisi DN pasca operasi relatif stabil,” ujar Yuli. (Red)