Warga Sulawesi Belajar Kerajinan Bambu di Majalengka

JABARNEWS | MAJALENGKA – Kabupaten Majalengka tampaknya harus berbangga diri, pasalnya kiprah dan eksistensi Komunitas Buara Kembang Campaka (BKC) di Desa Genteng, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka Jawa Barat, kini menjadi tempat study banding bagi tujuh warga Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.

Mereka datang dan akan menimba ilmu membuat kerajinan tangan dari bahan bambu selama sepuluh hari ke depan. Mulai dari tanggal 5 hingga 15 Desember 2019.

Koordinator Komunitas BKC, Abah Ogi mengatakan pihaknya merasa sangat bersyukur karena telah dilirik oleh Komunitas di luar pulau Jawa. Pihaknya tidak menyangka akan kedatangan tamu dari wilayah Sulawesi.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Sampaikan Progres Pembangunan Tol Getaci, Baru Sampai Garut

“Tentu kami sangat bangga. Kemarin kami jemput mereka di Bandara Kertajati. Hari ini dan sembilan hari ke depan, kami akan bagikan ilmu keterampilan bambu kepada mereka,” ungkapnya, Sabtua siang (7/12/2019).

Abah Ogi menambahkan selama lima tahun eksis membuat kerajinan bambu, pihaknya memang terus mandiri tanpa ada bantuan.

Baca Juga:  Lima Sekolah di Kota Bandung Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional

“Sekarang sekarang ini baru dilirik, itupun dari pihak pemdes dan kecamatan. Tapi kami punya kebanggaan, orang Sulawesi belajar di sini,‎” ungkapnya.

Terpisah, Kordinator Komunitas Akar Bambu Kabupaten Sigi, Andreas Nababan mengatakan pihaknya sengaja memilih Desa Genteng, Kecamatan Dawuan, ‎Kabupaten Majalengka karena sebelumnya ia telah survei di sejumlah lokasi.

‎”Kami sudah survei di beberapa tempat, tapi akhirnya kami memilih di sini, di Desa Genteng bersama Komunitas yang diasuh Abah Ogi,” katanya.

Baca Juga:  Dinas Sosial Serdang Bedagai Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir

Andreas menambahkan ‎pihaknya datang bersama tujuh orang dari Sigi. Mereka yang datang adalah warga terdampak bencana alam di Palu. Pasca bencana itu, di Palu banyak bangunan roboh dan masyarakatnya sebagian ingin memulihkannya dengan keterampilan baru.

“Kita ingin bangun rumah dari bambu, dan keterampilan lainnya dari bahan kayu-kayuan dan bambu. Di sana juga banyak bambu. Sehingga, ketika sudah belajar di sini, kami bisa mengaplikasikannya di tempat kami,” tandasnya. (Rik)