Inilah Alasanya Kenapa Manusia Bisa Tersambar Petir

JABARNEWS | BANDUNG – Memasuki musim penghujan, aktivitas petir memang akan meningkat. Partikel hujan di dalam awan badai saling bertubrukan hingga menyebabkan yang sering dinamai dengan petir.

Petir sendiri diartikan sebagai pelepasan listrik akibat tidak seimbang antara muatan listrik negatif dan Positif. Aktivitas yang dimulai dari awan itu, petir yang bermuatan negatif akan mencari lawan-lawannya di Bumi yang bermuatan positif termasuk manusia.

Dr. Ir. Syarif Hidayat, Ahli Petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI), mengatakan ada beberapa faktor seseorang bisa tersambar petir. Salah satunya adalah keberadaan orang di ruang terbuka yang membuatnya menjadi objek paling menonjol.

Baca Juga:  Selamat Datang Glory 580 Di Kota Bandung

“Kalau ada orang di tempat terbuka, maka muatan penyambut dari kepala orang itu bisa jadi lebih cepat dari sekelilingnya untuk menyambut langkah-langkah pelopor petir dari awan. Itulah peristiwa orang disambar petir,” ujar Syarif dilansir dari kumparan, Selasa (17/12/2019).

Dalam perjalanan dari awan ke Bumi, petir akan bergerak secara zig-zag karena bergantung pada kantong-kantong muatan di udara.

Ketika petir mendekati permukaan Bumi, muatan positif yang ada akan menyambut muatan negatif, mulai dari kepala orang, puncak pohon, hingga puncak bangunan.

Baca Juga:  Polisi Sahabat Anak Purwakarta

Pada intinya, risiko atau kemungkinan tersambar petir akan lebih besar. Jika berada di tempat terbuka yang membuat orang tersebut paling menonjol ketimbang objek-objek yang ada di sekelilingnya.

“Sekali lagi, ketika pelopor petir dari awan yang zig-zag itu mendekati permukaan bumi, dari semua jenis permukaan bumi, tidak peduli dia itu logam atau pun bukan logam, itu menyambut muatan positif nya,” ujarnya.

Kemudian, adapun seseorang bisa terhindar dari petir itu karena ada objek-objek lain yang lebih tinggi di sekitarnya, seperti pohon, tiang bendera, atau bangunan rumah.

Baca Juga:  Bolehkah Ibu Hamil dan Menyusui Berpuasa? Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hal Ini

Kendati demikian, Ia mengingatkan agar tidak mendekati pohon yang paling tinggi, karena objek tersebut berpotensi terkena petir dan bisa berimbas pada orang yang berteduh di bawahnya.

“Jadi, misalnya, kalau pohon menjulang tinggi sendiri, harus ngambil jarak dua meter dari pohon. Kenapa? Karena kalau lebih dekat dari dua meter, bisa jadi petirnya menyambar pohon atau apapun objek yang tinggi, dan kita kena imbas,” katanya. (Red)