Marak Kawin Kontrak di Puncak, Penghulu Bodong Akan Ditindak

JABARNEWS | BOGOR – Fenomena kawin kontrak di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, seolah tidak ada matinya. Fenomena ini menjadi sisi gelap lain selain prostitusi. Belum diketahui sejak kapan praktik ini mulai terjadi. Bahkan, satu daerah yang ramai dikunjungi turis Arab kini berubah nama menjadi Kampung Arab.

Bagi warga sekitar, kehadiran turis Timur Tengah meningkatkan roda perekonomian warga. Namun di sisi lain kehadiranya justru membawa aroma nista. Pemerintah Kabupaten Bogor bertindak cepat menyikapi persoalan ini.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat akan menertibkan para penghulu bodong atau penghulu yang namanya tak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA), untuk menangani perkara kawin kontrak yang dianggap mencoreng pariwisata Puncak, Kabupaten Bogor.

Baca Juga:  Duh! 12 Orang di Pangandaran Alami Gangguan Jiwa Akibat Narkoba

“Kita akan shock therapy amil (penghulu) bodong, calonya juga coba kita tertibkan. Kita tidak ingin Puncak terkenal dengan kawin kontraknya, itu bertentangan dengan Karsa Bogor Berkeadaban,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, Kardenal kepada Antara di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat.

Baca Juga:  Ini Daftar OPD Kota Bandung Paling Informatif Tahun 2023

Menurutnya, langkah tersebut merupakan hasil kesepakatan antara Bupati Bogor, Ade Yasin dengan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor lainnya setelah menggelar rapat bersama khusus menanggapi perkara kawin kontrak di Puncak, Kabupaten Bogor.

Kardenal mengatakan, selain menertibkan penghulu beserta calonya, Forkopimda Kabupaten Bogor juga akan menertibkan tulisan-tulisan berbahasa Arab di pertokoan, yang memberikan kesan sebuah permukiman Arab di salah satu desa yang ada di Kecamatan Cisarua.

“Merk-merk semua yang berbahasa Arab, toko-toko yang berbahasa Arab, minimal ada terjemahannya. Agar tidak seolah-olah menjadi kampungnya sendiri. Ini harus kita tertibkan. Puncak sebagai tujuan wisata,” beber Kardenal.

Baca Juga:  Besok, PKB Jabar Festival Digelar Di GOR Padjadjaran Kota Bandung

Penertiban ini menurutnya bukan semata membersihkan nama baik pariwisata Kabupaten Bogor, melainkan juga sebagai antisipasi terhadap dampak sosial yang diakibatkan atas kawin kontrak. Pasalnya, tak sedikit perkara kawin kontrak di kawasan Puncak yang menghasilkan keturunan, lantas anaknya terlantar.

“Ini jadi permasalahan sosial. Maka itu kita akan lakukan penertiban bersama Forkopimda operasi terpadu, termasuk memindahkan pengungsi UNHCR,” tutupnya. (Ara)