Penggunaan Kontrasepsi Jangka Pendek di Ciamis Masih Dominan

JABARNEWS | CIAMIS – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Ciamis mengungkap penggunaan kontrasepsi jangka pendek masih mendominasi peserta KB diwilayahnya. Rrata-rata KB suntik berjangka 1 bulanan hingga 3 bulanan lumayan cukup populer.

Kepala Seksi Penyuluhan dan Penggerakan Keluarga Berencana DPPKBP3A Kabupaten Ciamis Yoyo mengatakan, penggunaan KB suntik di Tahun 2019 grafiknya lumayan cukup tinggi, bahkan di Ciamis sendiri telah dijuluki ratu suntik.

Baca Juga:  Curi Motor di Pematangsiantar Lalu Kabur ke Medan, Pria Ini Ditangkap di Halte Bus

“Efek penggunaan KB suntik 3 bulanan tersebut pada perubahan kondisi badan, bisa tiba-tiba naik berat badan secara drastis,” ujar Yoyo, Selasa (24/12/19).

Ia menambahkan, jika peserta KB jangka pendek tersebut tidak cocok akan menimbulkan pendarahan, timbul jerawat atau flek hitam

“Jadi intinya penggunaan KB suntik tersebut tergantung kondisi badan, oleh sebab itu kalau tidak cocok menggunakan KB suntik, harus segera dihentikan, dan menggunakan alternatif KB lain” ujarnya

Baca Juga:  Sekda Jabar Minta Inspektorat Tindak Lanjuti Hasil Pemeriksaan BPK

Selain itu, pihanya berharap peserta KB di Kabupaten Ciamis dapat menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang yakni seperti Implan, MOW dan MOP.

“Jangan sampai Kabupaten Ciamis dikatakan ratu suntik dan paling banyak pengguna suntik dan pil” ujarnya

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DPPKBP3A Kabupaten Ciamis, Yoyo Sutaryo mengatakan bahwa upaya untuk menekan ledakan jumlah populasi penduduk, telah mempunyai tenaga ditingkat desa, sehingga masyarakat sudah paham betul tentang masalah pengendalian penduduk.

Baca Juga:  Selain Top Knot, Berikut Beberapa Gaya Rambut Pria Tren Di Tahun 2021

“Laju Desa merupakan Kader penggerak di tingkat desa, mereka bersinergi dengan penyuluh KB dalam bagaimana melakukan pembinaan pengendalian penduduk dengan masyarakat” ujar Yoyo Sutaryo.

Selain itu dengan program Laskar Juara Majukan Desa (Laju Desa) yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat, masyarakat lebih mandiri dan paham betul dan ketika ada kaitannya dalam pengendalian penduduk. (CR1)