Inilah Alasan Kurangnya Pasokan Air di RSUD Cianjur

JABARNEWS | CIANJUR – Setelah adanya informasi tidak ada pasokan air bersih di beberapa ruangan, akhirnya pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Cianjur angkat bicara menjelaskan, pasalnya sudah menjadi kemelut perbincangan publik.

Hal tersebut, awalnya informasi diungkapkan, Tika Latifah (45) (calon Kades Mekarsari), pada saat itu tengah dirawat di gedung Paviliun Flamboyan Kabupaten Cianjur pada Sabtu, (28/12/2019). Keluhkan tak ada pasokan air bersih di sejumlah ruangan pasien.

Menurut Tika, sudah jelas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, rumah sakit kelas A dan B harus menyediakan air minimum 400 liter/tempat tidur/hari dan maksimum 450 liter/tempat tidur/hari.

Baca Juga:  Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si Resmi Jabat Rektor USB-YPKP Periode 2022-2026

Hingga akhirnya, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cianjur, Neneng Efa Fatimah angkat bicara menjelaskan. Meskipun sebelumnya, pihak RSUD Kabupaten Cianjur mengelak bila tak pernah terjadi kekosongan air, di beberapa ruangan.

Efa mengakui, bahwa terjadi kerusakan. Bahkan saat mengetahui ada kerusakan, pihaknya langsung menghubungi PDAM Cianjur di hari libur, serta dikatakannya pihaknya sempat bersitegang adu mulut, dengan pihak PDAM. Karena tak bisa mengirim air, ada kerusakan, itu kemarin-kemarin.

Baca Juga:  Tewaskan Seorang Pekerja, Polisi Segera Selidiki Kebakaran Pabrik Lilin di Garut

“Kita selalu full dari PDAM, hari Minggu itu sudah menghubungi, sampai ada percekcokan dengan PDAM. Karena tidak mau mengirim, mengenani permasalahan debit air kurang,” ujarnya , Selasa (31/12/2019).

Akan tetapi, saat dipastikan lagi. Pernyataan Efa agak sedikit berubah, menurutnya dikarenakan ada kerusakan atau ada alat yang tiba-tiba berhenti. Hingga akhirnya dalam beberapa jam pihaknya langsung menghubungi PDAM.

Akhirnya mengirim suplai, walaupun di hari libur. Bahkan juga langsung meminta maaf kepada pasien, karena tidak ada air. Ini kan teknis situasional. Mana mau lah seperti itu, kan sudah jadi kewajiban memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

Baca Juga:  Kasus DBD Selama Tahun 2021 di Jawa Barat, Tercatat Alami Penurunan

“Kita punya tujuh sumur, jadi PDAM tidak bisa memenuhi semuanya. Karena berbenturan dengan kebutuhan masyarakat,” jelas Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cianjur ini.

Efa mempertegas, sebelumnya pihaknya menginginkan memiliki saluran tersendiri. Tapi, ternyata harus membangun saluran dari sumber air ngambil dari Cirumput, Kecamatan Cugenang itu dengan biaya Rp.3 miliar. (Mul)