Ini Langkah Prabowo Hadapi China Terkait Polemik Natuna

JABARNEWS | BANDUNG – Perairan Natuna kini sedang jadi polemik. Polemik Indonesia dengan Cina diawali dengan kapal penjaga pantai Cina masuk ke Perairan Natuna beberapa hari lalu. Pemerintah Indonesia pun sudah memanggil Duta Besar Cina untuk RI di Jakarta untuk melayangkan nota protes keberatan.

Hubungan Indonesia-China pun sedikit merenggang. China bersikukuh mengklaim perairan itu masuk teritorialnya, dan Indonesia tidak terima klaim sepihak itu hingga melayangkan nota protes ke Beijing.

Awalnya, beberapa pekan lalu, sejumlah kapal nelayan China yang dikawal coast guard masuk ke perairan Natuna secara ilegal. Lalu, Pemerintah Indonesia melalui menteri luar negeri melayangkan nota protes secara resmi dan memanggil duta besar China untuk Indonesia.

Baca Juga:  PBNU Gelar Pra Munas Alim Ulama & Konbes NU di Purwakarta

Meski diprotes, namun China tetap pada pendiriannya mengakui perairan Natuna masuk teritorialnya. Akhirnya hubungan Indonesia-Chna merenggang bahkan boleh dibilang agak memanas.

Lalu bagaimana sikap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto?

Dikatakan Staf Khususnya, Dahnil Anzar, Prabowo lebih memilih upaya penyelesaian dengan cara damai. Namun, langkah diplomatik itu bukan berarti Indonesia ‘lembek’ dalam melindungi kedaulatan Tanah Air.

Baca Juga:  Polda Jabar Pastikan Netralitas Polri di Pemilu 2024

Disebutkan Dahnil, Menhan Prabowo sudah menggelar rapat dengan Menko Polhukam Mahfud MD membahas sengketa Natuna ini. Hasilnya muncul empat langkah yang diambil Pemerintah Indonesia menghadapi sikap China tersebut, yaitu:

Pertama, Indonesia menolak klaim China terkait traditional fishing ground yang tidak memiliki landasan hukum.

Kedua, Indonesia menolak klaim penguasaan Natuna atas dasar Nine Dash Line.

Ketiga, pemerintah Indonesia melalui TNI akan melakukan operasi di perairan Natuna (ZEEI).

Keempat, pemerintah Indonesia akan meningkatkan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah perairan Natuna.

Baca Juga:  Benarkah Hewan Kurban yang Terpapar PMK Gejala Berat Tidak Sah? Ini Penjelasan MUI

“Keempat sikap dan langkah ini adalah cara-cara damai untuk tetap mempertahankan hak kedaulatan kita sebagai bangsa dan negara,” ujar Dahnil.

Sementara itu, dikutip dari CNNIndonesia, pihak TNI sudah siap tempur terkait masuknya armada China awal pekan ini. Operasi siaga tempur dilaksanakan Koarmada 1 dan Koopsau 1.

Berdasarkan rilis dari Puspen TNI, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang sudah disiapkan yaitu 3 KRI, 1 pesawat intai maritim, dan 1 pesawat Boeing TNI AU. Sedangkan dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna. (Red)