Pelajar Purwakarta Terlibat Narkoba, Salah siapa?

JABARNEWS | PURWAKARTA – Peredaran narkoba di Purwakarta benar-benar mencemaskan, pasalnya peredaran narkoba sudah menyasar kalangan pelajar.

Belum lama ini, Seorang oknum pelajar SMK diketahui berinsial AR (18), warga Kelurahan Nagri Tengah, Purwakarta ditangkap satuan reserse narkoba Polres Purwakarta.

Saat ditangkap oknum pelajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kabupaten Purwakarta, takut dan panik sehingga nekat menelan barang bukti (BB) narkoba berupa paket sabu-sabu.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, KH Jhon Dien mengaku merasa miris terhadap peredaran narkoba yang kini menyasar Pelajar di Purwakarta.

Menurut Kyai karismatik itu, perlu adanya perbaikan mental, baik terhadap pelajar maupun guru, sehingga peristiwa mengecewakan itu tidak kembali terulang di Purwakarta.

“Jujur saya merasa sedih mendengarnya, seolah guru digugu dan ditiru oleh murid sudah hilang,” kata KH Jhon Dien, Belum lama ini.

Dia menyebut, alangkah lebih elok jika seorang guru lebih mengedepankan apa yang dia berikan, bukan malah lebih memprioritaskan apa yang didapat.

Disinggung soal perdaran narkoba di Purwakarta, Kepala MUI Purwakarta secara tegas menyatakan perang terhadap narkoba dan mendukung penuh Polres Purwakarta dalam pemberantasan Narkoba.

Baca Juga:  Tiga Kali Masuk Bui, Pria Ini Lakukan Perlawanan saat Hendak Ditangkap Polisi di Tasikmalaya

“Saya Ketua MUI Purwakarta menyatakan perang terhadap narkoba. Kami mendukung penuh Polres Purwakarta dalam pemberantasan Narkoba di Purwakarta ini,” tegasnya.

Selain menjadi mesin penghancur masa depan dan generasi penerus bangsa, narkoba merupakan salah salah satu faktor penyebab hancurnya mental seseorang.

“Saya tidak ridho narkoba dan pengedarnya masuk ke wilayah Kabupaten Purwakarta, untuk itu saya sangat mendukung segala upaya kepolisian dalam memberantas narkoba,” ungkap KH Jhon Dien.

Di hubungi terpisah, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purwakarta, H.Rasmita mengatakan Guru adalah sebuah profesi yang bertugas untuk mengajar, melatih, membina dan mendidik siswa.

“Sebagai sosok terdepan yang ditugaskan pemerintah untuk mencerdaskan bangsa. Guru memiliki tanggungjawab yang sangat berat tetapi mulia. Seorang guru telah menwakafkan dirinya untuk mencerdaskan bangsa,” kata H.Rasmita dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/1/2020).

Ditambahkannya, perlu dimaklumi bahwa tanggungjawab pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Ketiga komponen ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proses pendidikan seorang anak.

“Pendidikan berperproses sejak anak lahir sampai ke liang lahat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Sedangkan Peserta didik tidak selamanya berada dilingkungan

sekolah bersama guru, siswa/anak

sebagai peserta didik lebih lama berada di lingkungan keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga:  Bawaslu Ciamis: Insan Jurnalis Turut Berperan Bantu Pengawasan Pemilu

Menurutnya, apa yang mereka (Pelajar.Red) lihat, dengar, dan rasakan adalah proses pendidikan.

“Jadi sekolah ataupun guru bukan satu-satunya sumber belajar dan sumber pendidikan bagi siswa. Memang Guru sebagai manusia tidak luput dari salah dan hilap. Tetapi sangat tidak bijak apabila kenakalan siswa seutuhnya yang dipersalahkan adalah Guru,” tegasnya.

Senda dengan Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta, Sekertaris Forum Komunikasi Kepala Sekolah Menengah Kejuaraan Swasta (FKKSMKS) kabupaten Purwakarta, Yayang Gilang Sonjaya mengungkapkan, pihaknya tidak setuju dengan pernyataan keluar dari sosok Ketua Majlis Ulama yang sejatinya memiliki tugas yang tak berbeda dengan Guru.

“Saya sangat tidak setuju dan menyayangkan bahwasanya guru tidak seperti itu, Guru itu berperan dalam membentuk karakter, tapi ketika karakter peserta didik menjadi bertetap sebagai pengguna narkoba itu tidak hanya di tentukan oleh tempat dia belajar dong. Dominannya kan lebih banyak kepada faktor yang lain semisal lingkungan, baik dilingkungan bermain atau pergaulan yang lain nya termasuk juga dilingkungan keluarga,” kata pria yang akrab disapa Gilang itu.

Baca Juga:  Safari Ramadhan, PLN UIP JBT Salurkan 800 Paket Bantuan Santunan

Selain itu, lanjut dia, Guru juga memberikan pembentukan karakter yang positif, bahkan Guru memberikan pengawasan sangat ekstra terhadap peserta didik.

“Guru itu sangat luar biasa dalam pengorbanan nya dia tidak melihat berapa pendapatan yang diterima melainkan berpikir bagaimana mensukseskan anak didik nya, seharusnya dengan kejadian ini kita bersama sama bersatu karena MUI pun berperan dalam membentuk karakter peserta didik,” tegasnya.

Menurut Gilang, MUI juga memiliki kewenangan dalam memberikan penekanan terhadap para Ustadz dikampung atau di Desa dalam pembentukan karakter lingkungan, karena pendidikan lingkungan juga berperan dalam kerakter pendidikan siswa.

“Ulama itu pemimpin yang mengayomi, menerangi, menuntun umat ke jalan yang baik dan benar dalam suasana kedamaian. Untuk itu mari kita bergandengan tangan bahu membahu mendidik siswa dan masyarakat supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak baik seperti mengkonsumsi narkoba dan lainnya. Jangan saling menyalahkan karna sikap itu bukan solusi, pasalnya dari dulu para guru bersama PGRI terus menerus memerangi narkoba dilingkungan pendidikan,” pungkasnya. (Gin)