Waspada! Bakteri Leptospirosis Untuk Daerah Terdampak Banjir

JABARNEWS | BANDUNG – Musim hujan memang kerap mendatangkan banjir. sebagai bencana yang muncul usai curah hujan yang tinggi. Beberapa penyakit pun rawan menjangkiti para korban banjir, mulai dari yang ringan hingga yang mematikan.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penyakit akibat banjir salah satunya bahaya leptospirosis atau penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus.

“Pascabanjir ini, yang harus diwaspadai oleh warga terdampak banjir ialah leptospirosis. Ini ialah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Jadi leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira,” kata Primal, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, belum lama ini.

Baca Juga:  Basarnas Nias Temukan Korban Tenggelam di Dasar Laut Pantai Hoya Gunungsitoli

Ia mengatakan saat atau pasca banjir masyarakat harus waspada leptospirosis karena penularnya banyak dari rodensia dan salah satunya adalah tikus atau dari kencing tikus yang bisa membawa bakteri yang mengakibatkan leptospirosis.

“Untuk medium penyebaran itu air yang tercemar oleh kencing tikus atau tikus yang menggigit namun itu semua harus ada jalan masuk. Jalan masuknya adalah kulit yang terluka,” kata dia.

Baca Juga:  Jadwal Buka Puasa Hari Ke 5 Puasa Ramadahan untuk Kota Bandung dan Sekitarnya

Akan tetapi, kata Prima, jika banjir datang masih banyak warga jarang yang menggunakan pelindung seperti sepatu boot.

Sepatu boot tersebut berguna apabila ada benda tajam yang terbawa dengan banjir sehingga menggores kaki atau membuat luka.

“Dan luka itu bisa jadi jalan masuk leptospira yang ada pada genangan air atau yang mengalir yang terkontaminasi oleh leptospira,” kata dia.

Ia mengatakan mayoritas pembawa bakteri leptospirosis itu rodensia atau tikus dan sebangsanya atau tikus liar.

“Jadi leptospira itu diam di ginjal tikus yang secara periodik dikeluarkan. Kalau hari-hari enggak ada banjir dikeluarkan di suatu tempat. Namun jika banjir, tikus keluarkan leptospira di situ juga,” kata dia.

Baca Juga:  Covid-19 Masih Ada, Polisi di Purwakarta Intensifkan Operasi Yustisi Prokes

Lebih lanjut ia mengatakan selain melalui kulit yang terluka, penularan bisa melalui medium lendir seperti kalau mata kecipratan air liur tikus atau ke mulut itu bisa masuk bisa terinfeksi.

Ia menambahkan gejala orang yang terkena leptospirosis beragam namun yang paling dominan adalah nyeri di otot kaki, dilanjut dengan demam kemudian nanti menjadi kuning karena penyakit ini menyebabkan gangguan hati. (Ara)