Jembatan Putus di Cianjur Sebabkan Siswa Tak Bisa Bersekolah

JABARNEWS | CIANJUR – Jembatan penghubung terputus akibat luapan Sungai Gonggang dan hujan lebat yang mengguyur beberapa Kecamatan di Kabupaten Cianjur. Jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung Desa Neglasari dan Desa Leles.

Bahkan, sejumlah siswa SD, SMP, SMA, MTs, dan para santri di salah satu Pondok Pesantren (Pontren) tak bisa melintas. Karena jembatan putus diterjang gelombang air besar, tepatnya di Kecamatan Agrabinta, Cianjur Selatan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kepala Desa Neglasari, Nasihin membenarkan, sudah puluhan tahun warga sini di tiga desa selalu menyebrang (melintas) ke sungai. Biasanya, memang selalu membiasakan diri menyebrangi sungai tersebut.

“Ya, lantaran belum adanya jembatan. Namun, kini air sungai meluap aktivitas warga lumpuh. Artinya gak bisa melintas,” ujarnya.

Baca Juga:  Begini Kata Syaiful Huda Soal Hubungan NU dan PKB

Informasi diterima, sungai tersebut terhubung dengan satu ruas jalan, harus mengalah dengan kondisi alam. Jalan utama yang menghubungkan ketiga desa, kini tertutup aliran sungai, semakin deras saat hujan turun saat ini.

Masih diakui Nasihin, apalagi hujan deras saat ini. Jalan penghubung warga tak bisa dilintasi, otomatis akses warga lumpuh. Akhirnya berdampak banyak, terutama bagi proses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga.

“Bentangan jalan melintasi sungai, yang biasa disebrangi warga sekitar 14 meter ada kang,” ujarnya.

Sejumlah siswa selalu menyebrang sungai diantaranya, pelajar SDN Cikahuripan, SDN Cikole, MTs Leles, SMP Leles

SMA Leles, hingga ke Pesantren Al – Maun Gelartanghi, yang melintasi jalan ini. Tapi, kini para siswa terpaksa tak sekolah, karena akses jalannya terputus.

Baca Juga:  HPN 2023, Kapolres Purwakarta Sebut Pers Mitra Strategis Polisi

Nasihin menyambungkan, bukan hanya sejumlah siswa saja. Bahkan warga setempat tiga desa hal sama, bila ingin ke pasar Leles harus melintasi sungai Gonggang.

“Saat ini, jadi aktivitas perekonomian warga terputus,” ucapnya.

Sebagai kades, Nasihin juga mengkhawatirkan jika ada warga yang sakit atau hendak melahirkan. Pasalnya, benar-benar tidak ada jalur aman, yang bisa dilalui pada keadaan darurat sekalipun.

Pihaknya mengharapkan, baik itu Pemerintah Pusat, Provinsi, Pemerintah Daerah (Pemkab) Cianjur, dan beberapa dinas terkait bisa merealisasikan jembatan beton sungai Gonggang dengan gantangan 14 meter, lebar empat meter, dan tinggi 10 meter. Karena jika dianggarkan dari dana desa (DD) tidak cukup untuk menutupnya.

Baca Juga:  Terungkap, Begini Krolonogi Penemuan Mayat Laki-laki di Sungai Pesanggrahan

Terpisah, Ketua Karang Tarunan Kecamatan Agrabinta, Sudirman (35) mengakui, kalau musim hujan tiba, itu begini kondisinya disini. Seperti kejadian kemarin, Rabu (8/1/2020) pukul 16:00 WIB, jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu hangus terbawa air deras.

“Kami, bersama warga tiga desa berharap semoga pemerintah bisa segera merealisasikan untuk pembangunan jembatan beton atau gantung. Sebagai penghubung untuk aktivitas,” harapnya. (Mul)