LAPAN Rilis Titik Bencana Longsor Sukajaya Melalui Citra Satelit

JABARNEWS | BOGOR – Tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia dan banyak menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana, dan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengeluarkan informasi data satelit penginderaan jauh titik bencana longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh (inderaja) dan Sistem Informasi Geografis untuk interpretasi citra satelit, diharapkan penyusunan peta rentan bencana alam longsor mampu memberikan informasi potensi daerah rawan bencana alam longsor di Bogor

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN M Priyatna di Jakarta, mengatakan informasi longsor berbasis data satelit penginderaan jauh tersebut diperoleh dengan menggunakan data unmanned aerial vehicle (UAV).

“LAPAN melakukan perekaman data satelit terkait kondisi lokasi bencana di Sukajaya pada 7 Januari 2020, dan hasil analisa menunjukkan terdapat 20 titik lokasi bangunan rusak dan lima titik lokasi jalan yang mengalami kerusakan,” ujarnya. Jumat (10/1/2020).

Baca Juga:  Emil Himbau Pemilik Proyek RS Mayapada Tempuh Semua Perijinan

Sebelumnya LAPAN juga sudah mengeluarkan informasi genangan banjir berbasis data satelit penginderaan jauh untuk wilayah Provinsi Banten dan sekitarnya, serta Kabupaten Karawang dan sekitarnya.

“Informasi menunjukkan area genangan banjir pada tanggal 2 Januari 2020, jam 18:15 WIB. Untuk mendeteksi banjir tersebut, LAPAN menggunakan citra Sentinel-1 pada sebelum dan setelah kejadian,” jelasnya.

Terlihat dari data citra satelit tersebut wilayah terluas yang terdampak banjir ada Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Sedangkan di Banten menyebar di Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan.

LAPAN juga mengeluarkan data satelit titik banjir di DKI Jakarta tanggal 2 Januari 2020, dan terlihat hampir di sejumlah wilayah DKI Jakarta terdapat genangan, tampak Jakarta Utara dan Jakarta Pusat terbanyak ditutupi warna biru yang berarti genangan banjir.

Baca Juga:  Mobil Ringsek Ditabrak Kereta Api di Tebing Tinggi, Pengemudinya Tewas

“Sementara tidak ada. Karena data satelit berawan, namun kita sedang koordinasi dengan mitra kerja sama riset terkait penginderaan jauh di luar negeri, tentang ketersediaan atau perekaman datanya,” kata Priyatna saat ditanya data satelit pada tanggal 1 Januari 2020.

LAPAN melakukan analisis kondisi atmosfer melalui SADEWA atau Satellite-Based Disaster Early Warning System merupakan Decission Support System (DSS) yang dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN. SADEWA menyajikan informasi berbasis pengamatan termasuk liputan awan dari satelit Himawari-8 dan prediksi parameter atmosfer seperti curah hujan, angin, suhu, dan kelembaban.

Berdasarkan pantauan satelit itu, sel konveksi (molekul cairan dan gas) yang tumbuh menjadi sistem konvektif skala meso (MCC) terbentuk di sekitar Selat Karimata sejak pagi pada 31 Desember 2019.

Baca Juga:  Tingkatkan Kualitas, KA Argo Jati Rubah Penampilan

Pembentukan MCC di wilayah tersebut bersamaan dengan pembentukan Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) di wilayah yang sama. Untuk diketahui, CENS merupakan fenomena meteorologis berupa aliran angin permukaan yang sangat kuat melintasi garis ekuator.

Aktivitas CENS yang menguat terus terjadi hingga sore hari pukul 15.00 WIB, dan secara cepat membuat MCC tersebut bermigrasi ke Laut Jawa. Selain berpindah, pertumbuhan sel-sel konveksi yang baru juga terjadi sangat intens dan meluas meliputi seluruh Laut Jawa.

Kondisi inilah yang kemudian memicu pembentukan hujan ekstrem maksimum pada tengah malam hingga dini hari di atas pantai utara Jawa Barat. Aktivitas CENS dan hujan ekstrem pada dini hari di utara Jawa Barat tersebut dapat diprediksi melalui SADEWA LAPAN. (Ara)