Puluhan Petani di Jatitengah Kompak Menolak Pendirian Pabrik

JABARNEWS | MAJALENGKA  – Penolakan warga atas rencana membangun pabrik di Desa Jatitengah Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka bukan tanpa alasan. Warga khawatir mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

Puluhan petani yang tergabung dalam Petani Jatitengah Bersatu memasang patok dan spanduk berisi penolakan pendirian sebuah pabrik. Spanduk ini dipasang tepat di areal sawah blok BeraKulon desa Jatitengah kecamatan Jatitujuh.

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan penolakan karena akan berdirinya pabrik di area lahan produktif. Sebelumnya, puluhan petani ini telah diajak musyawarah dan sepakat menolak. Hanya saja, pada kenyataannya keluar dari jalur kesepakatan.

Baca Juga:  Sebuah Mobil di Tasikmalaya Masuk Jurang, Begini Kronologinya

Koordinator petani di Jatitengah, yang juga pemilik salah satu lahan di Blok Berakulon, H Toto Sukarso mengatakan para petani tidak menolak pendirian pabrik di wilayahnya, asalkan lahan yang diperuntukan untuk pembangunan pabrik itu bukan berada di lahan produktif. 

“Kami menolak karena alih fungsi lahannya bukan pendirian pabriknya, silahkan saja pabrik dibangun, tapi di lahan lain bukan di sini,” ujarnya, Minggu sore (12/1/2020).

Toto menambahkan pihaknya mencatat ada sekitar 20 hektare lahan yang diperlukan untuk pabrik tersebut. Dari luas lahan tersebut, tercatat lebih dari 150 orang pemilik lahan dan merekapun menolak. Selama ini, sudah 4,5 hektare lahan yang sudah dibayar pihak perusahaan. 

Baca Juga:  Hampir Seluruh DPC Gerindra se-Jabar Inginkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto

“Itupun dengan membohongi masyarakat bahwa lahan milik masyarakat lain sudah dijual.

Jadi pihak perusahaan datang door to door, mereka membohongi masyarakat dengan dalih lahan milik tetangganya sudah dijual,” ujarnya.

Toto menjelaskan penolakan petani punya beberapa alasan, ‎yang pertama bukan zona industri, kedua kalaupun jadi dampak yang ditimbulkan ketika nanti pabrik sudah berdiri belum diperhitungkan. Selain itu, tidak ada koordinasi.

“Padahal keinginan masyarakat, pihak perusahaan mengajak musyawarah, dan menjelaskan ke depan setelah pabrik berdiri dampaknya seperti apa dan nanti tanggungjawabnya seperti apa.” ungkapnya. 

Baca Juga:  Herdiat Sunarya Dipermalukan! Hadiah Mojang Jajaka Ciamis Hanya Rp1 Juta

Petani lainnya, Nasihin mengatakan penolakan oleh petani berdasarkan sejumlah pertimbangan. Yakni, kepentingan untuk menyelamatkan, melindungi, dan melestarikan ekosistem kawasan Berakulon dan sekitarnya. Pembangunan itu juga dinilai dapat berdampak pada pertanian lokal karena hilangnya sumber air bawah tanah. 

Aksi ini diwarnai dengan penandatanganan bersama di atas spanduk. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan spanduk penolakan di sejumlah titik.

“Kami yang hidup sehari-hari di lokasi  meyakini bahwa dari sudut manapun pertimbangannya, sungguh tidak layak jika di blok Berakulon didirikan pabrik,” tandasnya. (Rik)