Begini Penjelasan Gretac Tasikmalaya Soal Ular Berbisa

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Pengamat Satwa Liar sekaligus Pengurus Komunitas Galunggung Reptilian Community (Gretac) Kota Tasikmalaya, Tadho Hisyam Murtadho mengatakan bahwa fenomena kemunculan induk dan anakan ular kobra yang memasuki pemukiman warga dapat salah satunya dikarenakan lahan habitatnya yang semakin hari semakin berkurang.

“Siklus dalam pergantian cuaca memasuki musim penghujan, ular kobra mulai bertelur dan beranak, karena masa sebelum memasuki musim penghujan, ular kobra telah melangsungkan proses perkawinannya,” ujar Tadho Hisyam Murtadho kepada Jabarnews.com, saat ditemui dikediamannya, Kamis(16/1/2020).

Ia mengatakan, masa perkawinan ular bisa berlangsung 1 Tahun sekali, sebelum memasuki musim penghujan, oleh sebab itu ketika memasuki musim penghujan, indukan ular kobra mulai menetaskan telur-telurnya.

Baca Juga:  Hore.. 240 Area Blankspot di Bogor Kini Bisa Nikmati Wifi Gratis

“Dalam menetaskan telurnya, ular kobra bisa menetaskan 15-30 butir, dan itu tergantung indukannya, jika indukannya lebih besar, telurnya pun bisa lebih banyak,” ujarnya.

Tadho mengaku, semenjak memasuki penghujan, telah menerima banyak laporan terkait masalah ular kobra masuk ke pemukiman warga di Tasikmalaya,

“Ketika ada laporan dari warga, Komunitas Gretac langsung sigap membantu warga untuk mengevakuasi ular kobra,” ungkapnya.

Kemudian, jenis ular kobra, kata dia, di Tasikmalaya lumayan cukup banyak, yakni salah satunya seperti ular spiting kobra (Naja Sputatrix),

Baca Juga:  Gerak Cepat Atasi Polio, Pemkab Purwakarta Lakukan Imunisasi Tahap Dua ke Puluhan Ribu Balita

“Ular spiting kobra ini mengandung racun neurotoksin, sitotoksin, dan cardiotoxins melalui semprotannya atau disalurkan melalui gigitan jika ular kobra tersebut sedang terancam,” ujarnya.

Tadho menjelaskan bahwa jenis ular kobra yang sering menyemburkan racun berbisa tersebut memiliki ciri tubuhnya yang hitam pekat.

“Ukuran panjangnya maksimal sekitar 2 meter kurang, itu sudah termasuk ukuran dewasanya, ular spiting kobra atau ular sendok jawa dapat menyemburkan bisa sepanjang 2 meter lebih tepat pada sasaran mata,” ujarnya.

Baca Juga:  Aparatur Desa Kampung Bebas Narkoba Sukatni Dites Urine, Ini Hasilnya

“Ular kobra spiting menymprotkan racun ketika dia merasa terancam, jika kena mata manusia, bisa berpotensi bahaya kebutaaan,

“Oleh sebab itu jika kena semprot bisa ular, langsung di cuci pakai air mengalir, jangan sampai mengucek mata, nanti dikhawatirkan bisa iritasi dan mengalami pembengkakan di mata” ujarnya.

Ia menghimbau kepada masyarakat ketika menemukan ular tersebut atau masuk kedalam rumah, jangan panik dan jangan pernah sekali-kali menangkap ular dengan tangan kosong, dihimbau untuk menghubungi petugas damkar atau pun orang profesional dalam penangan ular. (Tny)