Gawat! 100 Ton Limbah Pampers Cemari Sungai Citarum

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Harian Satgas Citarum Harum, Dedi Kusnadi Thamim mengatakan, sekitar 100 ton pampers dibuang masyarakat ke Sungai Citarum setiap harinya. Hal ini menjadi salah satu pencemar sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut.

Dedi menjelaskan, data 100 pampers setiap harinya itu, berdasarkan hitungan tenaga ahli sampah Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Harum.

“Itu hitungan dari tenaga ahli, terdapat pampers dengan pembalut anak-anak dan ibu-ibu itu hitungannya tuh sampai 100 ton per hari,” kata Dedi, usai menjadi salah satu pembicara di acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Kamis (16/01/2020).

Baca Juga:  Tahun Ini Banjir Landa Pantura Beberapa Kali, BWWS Belum Beri Penanganan Kongkrit

Menurutnya, penduduk yang tinggal di DAS Citarum lebih dari 20 juta, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan, jika dihitung jumlah anak-anak, berapa anak-anak terutama bayi yang memerlukan pampers.

“Itu hanya hitungan global dari 13 Kabupaten, per Kabupaten dengan jumlah penduduk sebesar itu hitungan per hari seperti itu,” ucapnya.

Baca Juga:  Cecep Alamsyah Pastikan Pembangunan Jalan Sepanjang 38 KM di Selatan Cianjur Dimulai Bulan Maret

Selain pampers, terdapat juga sampah rumah tangga, produk makanan, kostum, hingga limbah domestik, namun dari semua sampah semua satu diantaranya pampers yang paling banyak dibuang masyarakat ke DAS Citarum.

Dedi menyebut, limbah rumah tangga itu, rata-rata masyarakat tidak memiliki septic tank dan pimpa pembuangan otomatis, sehingga masyarakat langsung membuangnya ke sungai. Limbah domestik diantaranya dihasilkan dari bekas cucian mandi cucian masak.

Baca Juga:  Banjir Rendam Puluhan Hektare Sawah

“Jadi urutan yang paling banyak sampah terus limbah domestik,” ungkapnya.

Dia menegaskan, pihaknya saat ini sudah memiliki solusi untuk penanganan sampah, hal itu agar masyarakat tidak lagi membuangnya langsung ke sungai.

“Sekarang bagaimana penanganan sampah-sampah itu? sekarang sudah ada pemilahan mungkin tidak ke sungai sudah ada penanganannya memang akhir-akhir nya buang langsung ke TPS,” tutupnya. (RNU)