Inilah Gejala Infeksi Virus Corona, dari Ringan hingga Berat

JABARNEWS | Jakarta – Virus Corona kini sedang menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Tak ada salahnya untuk mengenali gejalanya, dari gejala ringan hingga gejala berat.

Adalah dokter spesialis paru, Pompini Agustina Sitompul, yang menuturkan gejala-gejala virus tersebut, di Jakarta, Jumat (24/1).

Menurutnya, virus corona merupakan virus yang memiliki cukup banyak substitusi, sehingga bisa menimbulkan infeksi pada manusia dengan gejala ringan hingga berat.

“Gejala ringan itu bisa saja influenza, bersin, pilek dan batuk sebagaimana yang sering atau awam kita lihat,” katanya.

Kemudian virus itu juga bisa muncul dengan gejala berat dan ini biasanya terjadi pada orang-orang atau kelompok berisiko, contohnya pada usia lanjut dan yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya.

Baca Juga:  Warga Tarik Rp71,9 Miliar, Pemdaprov Jabar Kawal Pencairan Dana Stimulan Korban Gempa Cianjur

Contoh penyakit penyerta tersebut di antaranya kencing manis atau diabetes, jantung, dan paru kronis. Biasanya indikasi virus corona lebih mudah menjadi berat karena berkaitan dengan ketahanan tubuh.

Secara umum berdasarkan data yang dirilis oleh World Health Organization (WHO), ia menyampaikan untuk kasus virus corona saat ini hampir sebagian besar gejala awalnya ialah berupa demam dengan suhu di atas 30 derajat.

“Sementara untuk kasus yang hingga menyebabkan penderita meninggal dunia, tingkat angka kematian secara umum masih diinvestigasi sebab berkaitan dengan jumlah kasus dan jumlah kematian. Di awal memang masih ringan, namun terus dilakukan investigasi,” kata dia.

Baca Juga:  Angka Pengangguran di Purwakarta Masih Tinggi, Ini Program yang Disiapkan Disnakertrans

Selain tingkat kematian yang disebabkan sebaran virus corona, proses penyebaran virus dari hewan liar ke manusia juga masih diselidiki.

Hingga saat ini, katanya, mekanisme sumber infeksi virus corona dari hewan ini belum definitif. Kemudian, cara transmisi atau penularan ke manusia pun juga masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh WHO.

Ia menjelaskan karena masih dilakukan investigasi oleh WHO, maka pihak rumah sakit rujukan harus selalu siap untuk tatalaksana prinsip kewaspadaan yakni dengan pencegahan serta pengendalian infeksi yang benar.

Baca Juga:  Angin Puting Beliung Terjang Serdang Bedagai, Warga Sempat Merekam Atap Seng Kantor PKS Terbang

“Kalau pasien punya penyakit penyerta kita tata laksana. Biasanya akan memberat kalau dia punya penyakit,” ujar Ketua Pokja Infeksi Emerging Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara itu.

Contohnya, seseorang itu punya penyakit kencing manis atau diabetes, maka gula darahnya tersebut harus dikontrol. Kemudian, kalau dia ada gejala demam atau batuk akan diberikan obat-obatan yang sifatnya untuk pendukung atau artinya untuk mengurangi gejala.

“Nanti kalau ternyata ada infeksi bakteri, maka kita berikan antibiotik sesuai dengan pola kepekaan di masing-masing wilayah atau rumah sakit,” katanya. (Ara)