Jokowi Resmikan Terowongan Nanjung, Ini Harapan Presiden

JABARNEWS | BANDUNG – Pembangunan Terowongan Nanjung merupakan salah satu upaya besar pemerintah untuk membenahi Sungai Citarum akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo. Terowongan Nanjung di kawasan hulu di Curug Jompong akan memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan cekungan Bandung bisa berkurang.

Terowongan Nanjung yang memiliki panjang bangunan inlet 28 meter dan panjang bangunan outlet 100 meter, di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), Rabu (30/1/2020).

Peresmian ditandai dengan menekan tombol sirene yang dilakukan bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang M Naseer dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M Basuki Hadimuljono.

“Alhamdulillah pembangun Terowongan Nanjung yang merupakan bagian dari sistem pengendali banjir di Cekungan Bandung ini telah selesai dan kita resmikan hari ini,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Baca Juga:  Polisi Bongkar Makam Mantan Istri Sule

Dia mengatakan sistem pengendali banjir di Cekungan Bandung terdiri dari banyak pekerjaan besar yakni normalisasi di hulu sungai, pembangunan embung, pembangunan kolam retensi, dan pembangunan pathway di Cisangkuy.

“Dan sekarang ini pembangunan Terowongan Nanjung. Kita harapkan masih ada satu dua yang ingin kita selesaikan di tahun 2020 ini. Dan masih jadi ‘PR’ yakni satu sodetan dan satu kolam retensi,” kata dia.

“Kalau ini sudah bisa selesai, Insya Allah setelah tahun 2020 ini banjir-banjir yang dulunya selalu terjadi di Cekungan Bandung ini, Insya Allah tidak terjadi pada tahun-tahum setelah 2020 ini,” lanjut Presiden.

Baca Juga:  Elkap: Bakal Calon Bupati Purwakarta Harus Punya Visi Misi Yang Jelas

Dia menuturkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan keberadaan Terowongan Nanjung berdampak terhadap penanganan banjir di wilayah Cekungan Bandung.

“Tadi seperti yang disampaikan (Gubernur Jabar) bahwa tahun ini genangan banjirnya surut sangat drastis dari 490 km persegi menjadi 80 km persegi, ini turunnya drastis. Dulu (warga) terkena dampak ada 159.000 jiwa menjadi 77.000 jiwa. Ini juga turun sangat drastis. Insya Alalh kita selesaikan di hulu,” katanya.

Nmun urusan penataan banjir Bandung di wilayah hulu tidak hanya soal infrastruktur semata namun meliputi rehabilitasi laham di atas DAS Citarum dan reboisasi.

“Kalau ini rampung, baru kita masuk ke hilir yang juga memerlukan perhatian. Ini pekerjaan besar yang satu per satu kita selesaikan sehingga sekali lagi kita harapkan dengan selesainya di akhir 2020 ini, Ke depan banjir benar-benar bisa kita minimilisir di Kawasan Bandung,” katanya.

Baca Juga:  Menkeu Sri Mulyani Tak Di Reshuffle, Satyo Purwanto: Ambyar Karena Kurang Garam

Diketahui, Terowongan Nanjung terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Baleendah, Dayehkolot, Andir, dan sekitarnya seluas 700 hektar yang dihuni sekitar 150 ribu jiwa.

Dengan kata lain, terowongan ini akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 ha menjadi 2.761 ha. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3 per detik menjadi 669 m3 per detik. (Ara)