Langkah Strategis Pemerintah Indonesia Tangani Wabah Virus Corona

JABARNEWS | BANDUNG – Jumlah kematian akibat virus corona di China terus meningkat menjadi 259 orang hingga Jumat (31/1/2020). Jumlah tersebut naik 46 dari jumlah kematian sebelumnya, menurut Komisi Kesehatan Nasional China.

Jumlah kasus positif mengidap 2019-nCoV pun juga terus merangkak naik menjadi 11.821 orang dengan 1.347 di antaranya merupakan kasus baru.

Penyebaran virus corona tidak hanya terjadi di China, melainkan juga di beberapa negara. Otoritas kesehatan setempat juga menyebutkan 17.988 kasus lainnya masih berstatus terduga. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sebanyak 83 kasus virus corona tersebar di 18 negara.

Virus Corona yang merebak di Wuhan, China, membuat sejumlah negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Prancis, Jerman, Malaysia, dan Thailand mengevakuasi warganya.

Pemerintah Indonesia juga bergerak cepat untuk melakukan evakuasi terhadap 245 warga negaranya yang berada di Provinsi Hubei, dan 100 orang di antaranya berada di kota Wuhan.

Baca Juga:  Pemprov Jabar Kebut Pembangunan Tol Cisumdawu untuk Mudik Lebaran 2019

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa keberangkatan pesawat bersama tim yang akan menjemput WNI dari wilayah terdampak virus corona di Provinsi Hubei, China, akan dilakukan kurang dari 24 jam.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan memastikan Indonesia memiliki kemampuan dalam mendeteksi virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO sudah mengeluarkan check list dan sudah disetujui juga, Indonesia sudah mempunyai kemampuan untuk mendeteksi virus corona ini, kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan , Badan Litbang Kesehatan Kemenkes Vivi Setiawaty.

“Untuk menjawab keraguan sejumlah pihak terhadap kemampuan laboratorium pemerintah Indonesia dalam mendeteksi coronavirus yang menyebabkan Indonesia belum terdapat kasus positif penyakit tersebut,” ujarnya.

Baca Juga:  778 Sekolah di Kota Bandung Siap Laksanakan PTMT Gelombang 3

Vivi menerangkan bahwa saat kasus kejadian luar biasa virus corona tipe baru terjadi di China, WHO telah menerbitkan tata cara dan hal-hal teknis yang diperlukan untuk mendeteksi penyakit baru tersebut. Dari daftar yang telah diterbitkan WHO, Indonesia telah memenuhi seluruh standarnya dan disetujui oleh WHO.

Laboratorium milik Balitbang Kesehatan Kemenkes telah mendapatkan akreditasi dari WHO dan bisa mendeteksi virus corona sejak pertama kali muncul pada 2005, ujar Vivi.

Laboratorium Balitbang Kesehatan telah melakukan uji virus flu burung pada 2005 sehingga alat yang dibutuhkan untuk memeriksa virus corona sudah ada sejak lama.

“Hingga saat ini Balitbang Kesehatan telah menerima 30 sampel sputum (dahak) dan swab untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus corona tipe baru di Indonesia,” jelasnya.

Ia menyebut hasil dari uji laboratorium terkait virus corona tipe baru bisa didapatkan kurang lebih dalam waktu dua hari.

Baca Juga:  Gempa Bumi Guncang Wilayah Sukabumi, Ini Kata BMKG

Selain itu, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tempat karantina dengan berbagai sumber daya dan fasilitas serta menyiagakan rumah sakit rujukan dalam proses pemulangan Warga Negara Indonesia dari Kota Wuhan dan Provinsi Hubei ke Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan pihaknya telah menyiapkan segala keperluan sehari-hari termasuk asupan gizi dan juga tenaga kesehatan yang akan memantau kondisi WNI selama 14 hari masa karantina.

“Keputusan untuk melakukan karantina tersebut merupakan standar operasional prosedur mengikuti Regulasi Kesehatan Internasional (IHR 2005) yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

Hal itu dikarenakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kasus wabah penyebaran novel coronavirus (2019-nCov) sudah menjadi kedaruratan global. (Ara)