Klenteng Budi Asih Bukti Purwakarta Ramah Semua Agama

JABARNEWS | PURWAKARTA – Klenteng Shen Tee Bio atau juga dikenal Klenteng Budi Asih Purwakarta, sepintas tak ada yang aneh dengan bangunan yang terletak di pusat Purwakarta.

Namun, saat masuk ke dalam bangunan tersebut ada keunikan dari bangunan serba merah itu.

Kelenteng pertama di Purwakarta itu menyatu dengan Sekolah Dasar Negri (SDN) Mas Kerta Dilaga (SDN 1 Nagri Tengah). Kedua bangunan tersebut menjadi satu dan hanya dipisahkan oleh tembok menyerupai pagar yang bisa dibuka-tutup.

Baca Juga:  Darmawan Prasodjo Siap Penuhi Kebutuhan Listrik dari Energi Bersih di IKN

Di dalam bangunan yang di dominasi warna merah itu terdapat tujuh patung yaitu, patung Kuankong, Dewi Kuanin, Hok Tek Tek Chin, Kutif Fakung, Nabi Khong Wuchu, Patung Budha, dan Patung Dewa Dapur.

Diketahui, kelenteng Budhi Asih Purwakarta sejak awal berdiri sekitar 100 tahun lalu, kelenteng tersebut dibangun berdampingan dengan sekolah. Sejak saat itu hingga kini tidak pernah ada kejadian apa pun dan masyarakat bisa menerimanya dengan baik. Hal ini menandakan bahwa Purwakarta sangat menjunjung toleransi.

Baca Juga:  Menaker: Tahun ini, Angka Pengangguran di Indonesia Turun

Salah seorang warga keturunan Tionghoa, Dedi Safhani (50) mengatakan, sejak dia kecil hingga kini vihara dan lingkungan sekitarnya tidak pernah mengalami hal apa pun.

“Saya dulu sekolah di sini. Dan dari kecil juga biasa saja, kita beradaptasi dengan warga dan lingkungan sekitar. Meskipun berbeda agama dan mayoritas muslim. Mereka sangat menghargai kita,” jelasnya, Rabu (5/2/2020).

Baca Juga:  KSP Pastikan Tidak Ada Staf yang Positif Covid-19

Bahkan anak-anak sekolah yang mayoritas muslim pun bisa belajar mengenai makna toleransi dan kebhinnekaan sejak dini. Bahwa Indonesia juga Purwakarta itu beragam.

Dedi berharap, keharmonisan tersebut bisa terus berlanjut hingga seterusnya. Masyarakat Tionghoa bisa menjalankan aktifitas kerohaniannya dan para pelajar bisa belajar seperti biasanya.

“Ini sebagai bukti keharmonisan bahwa Purwakarta adalah rumah semua agama,” pungkasnya. (Gin)