Disdikpora Karawang Sebut 915 Ruang Kelas Sekolah Rusak

JABARNEWS | KARAWANG – Awal tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) mencatat sebanyak 915 ruang kelas sekolah di daerah tersebut mengalami kerusakan sedang hingga berat.

Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah penyangga ibu kota di wilayah Jawa Barat. Berbagai proyek strategis nasional kini tengah dibangun di Karawang. Tetapi di daerah yang dikenal sebagai daerah industri dan mempunyai APBD sekitar Rp.4,6 triliun ini masih ada puluhan bangunan Sekolah Dasar Negeri yang kondisinya rusak.

Baca Juga:  Pesan Penting Mahfud Md untuk Para Calon Kepala Daerah

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menyebutkan, anggaran perbaikan ruang kelas sekolah di Karawang sebenarnya tidak hanya mengandalkan dari APBD Karawang. Tapi juga akan menggunakan bantuan dari pemerintah pusat dari Dana Alokasi Khusus.

“Selain itu, pemkab juga menggandeng pihak perusahaan agar mengeluarkan dana Corporate Social Responsibility (CSR), khususnya Bank Jabar Banten untuk memperbaiki ruang kelas sekolah yang rusak,” ujarnya.

Baca Juga:  Soal Tunjangan Kinerja PNS Guru dan Kepala Sekolah, Kemendikbud Ingatkan Soal Ini

Pada tahun ini Pemkab Karawang mengalokasikan anggaran sekitar Rp.50 miliar untuk perbaikan ruangan kelas yang kondisinya rusak. Anggaran itu bersumber dari APBD Karawang.

Sementara dari anggaran Dana Alokasi Khusus, akan digunakan untuk perbaikan 116 ruang kelas sekolah serta untuk membangun 34 ruang kelas baru.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Karawang, Asep Junaedi mengatakan, jumlah itu sebenarnya berkurang dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Sebelumnya ruangan kelas sekolah yang rusak sedang mencapai 653 unit dan kini tinggal 483 unit.

Baca Juga:  Masa Pandemi Covid-19, 174 Warga Selajambe Cianjur Terima BLT

“Saat ini masih ada 483 ruang kelas sekolah kondisinya rusak sedang dan 432 ruang kelas sekolah yang rusak berat,” kata di Karawang, Rabu (12/2/2020).

Ia menambahkan, ruang kelas sekolah yang rusak berat sebelumnya mencapai 1.170 unit dan kini tinggal 432 unit.

“Hampir setiap tahun dilakukan perbaikan ruang kelas sekolah yang rusak,” tutupnya. (Ara)