Musim Penghujan, Pengrajin Keramik di Plered Keluhkan Cuaca

JABARNEWS | PURWAKARTA – Datangnya musim penghujan memberi kerugian kepada pengrajin gerabah di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. Pasalnya cuaca yang sering mendung dan hujan membuat penjemuran gerabah tak bisa maksimal.

Dampaknya, produksi gerabah keramik di Plered menurun 30% dari hari biasa, sehingga para pengrajin memilih untuk mengurangi produksi gerabah agar terhindar dari potensi kerugian.

Baca Juga:  Soal Kasus Tanah Eks HGU di Sukaresmi, Bupati Cianjur Hormati Proses Hukum

Menurut salah seorang pemilik industri gerabah keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Dede Muhtar (43), menurunnya produksi keramik disebabkan sistem pengeringan gerabah memerlukan waktu lebih jika dibandingkan musim kemarau.

“Kalau musim penghujan seperti saat ini bisa memakan waktu satu bulan untuk mengeringkan gerabah keramik sebelum masuk ke tahap pengecatan,” ungkapnya, Senin (6/1/2020).

Baca Juga:  Polrestabes Bandung Launching Lembur Cepot Juara “Bebas Narkoba”

Sedangkan, tambah Dede, pada musim kemarau satu minggu juga kering, Sedangkan di musim hujan pengeringan jadi terhambat.

Atas kondisi itu, Dede mengaku, jumlah pengiriman ke luar kota akan terhambat karena faktor produksi menurun. Namun beruntung masih banyak stok yang diproduksi pada musim kemarau.

Baca Juga:  DPRD Kota Bogor Mulai Rancang Perda Keringanan Pajak dan Kemudahan Investasi

“Masih ada, paling hasil produksi kemarin yang nanti kami kirim,” ujar dia.

Ia mengatakan, dirinya akan melakukan upaya dalam sistem pembakaran, pembakaran gerabah akan diintensifkan hanya saja stok kayu akan ditambah.

“Soal kualitas saya pastikan tidak berpengaruh, tetap baik,” pungkasnya. (Gin)