Komentar Dedi Mulyadi Terkait Pernyataan Kontroversi Ridwan Saidi

JABARNEWS | CIAMIS – Politikus dan Budayawan asal Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut bahwa pernyataan kontroversi Ridwan Saidi bukan hanya menyinggung keberadaan Sejarah Galuh Ciamis saja.

Ridwan Saidi sebelumnya juga menyatakan pernyataan kontroversi tentang Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanagara itu adalah fiktif.

“Jadi sebenarnya bukan hal yang pertama beliau lontarkan, tinggal kita sebagai orang Sunda dapat memahaminya,” ujarnya saat dihubungi awak media, Sabtu (15/2/2020) malam.

Dedi menyebut bahwa filosofis Kegaluhan selalu dijaga dengan baik oleh masyarakat Ciamis serta masyarakat Sunda pada umumnya.

Baca Juga:  Longsor Tapanuli Selatan: Tiga Orang Tewas, Sembilan Korban Dalam Pencarian

Jadi bukan hanya Kejayaan Kerajaan Galuh pada waktu masanya, namun nilai spirit kearifan lokal Kegaluhan pun dijaga baik hingga sekarang.

“Filosofis Kegaluhan itu lumayan cukup luas, jadi bisa mencakup semua aspek di dalam kehidupan, yakni aspek pendidikan, keagamaan maupun kehidupan manusia itu sendiri,” kata Dedi.

Dedi mengutarakan bahwa filosofis Kegaluhan tersebut seperti ‘Pulung Turun Ti Galunggung’, artinya nilai spiritual itu lahir dari Yang Hiyang Maha Agung dan turun kepada Galuh atau Galeuh yang berarti hati, jadi maknanya bahwa nilai spiritual itu akan turun kepada orang yang memiliki hati bersih.

Baca Juga:  Polres Cianjur: Saat Corona Begini Pengedar Narkoba Masih Eksis

“Maka dari itu dalam pemahaman Sunda itu yang paling diutamakan itu adalah hati yang bersih yang menjadi dasar kesempurnaan manusia, maka dari itu kalau Ridwan Saidi menyebut Galuh artinya Brutal, itu salah besar,” tegasnya.

Baca Juga:  Bobol 15 Brankas Perusahaan, Dua Pemulung Ini Diringkus Polisi

Dedi menyebut bahwa tak heran banyak peneliti yang telah menulis mengenai Sejarah Galuh tersebut, salah satunya peneliti dari Universitas Padjadjaran, yakni Prof. Dr. Nina Herlina Lubis.

Dedi mengungkapkan bahwa Kerajaan Galuh itu dapat dilihat dari bukti-bukti empirisnya, dan bukti otentik lainnya, silahkan itu dapat dilihat semua di Ciamis.

“Jadi keberadaan Kerajaan Galuh di Ciamis dapat dibuktikan dari sisi keilmuan, dan bukti-bukti sisa-sisa peninggalan Kerajaan Galuh semuanya ada di Ciamis,” ungkapnya. (Tny)