Ridwan Kamil Sebut Pemprov Jabar Akan Batasi Impor Dari China

JABARNEWS | BANDUNG – China merupakan negara tujuan ekspor terbesar di Indonesia. Untuk mengantisipasinya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan membatasi impor-impor yang terlalu bergantung pada negeri Tirai Bambu tersebut.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, hal tersebut berdasarkan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sedang menghitung antisipasi ekonomi secara umun di Jabar sedang menurun ditambah dampak dari Virus Corona.

“Kita geser mencari import regional, import regional ini selama ini belum maksimal dari pada import dari luar mending import dari Sulawesi, Jatim dan Sumatra,” kata pria yang akrab disapa Emil ini di Bandung, Senin (17/2/2020).

Baca Juga:  Dian Octavia: Pentingnya Keamanan Mencegah Penularan Covid-19 di Tempat Kerja

Menurutnya, ada 5 komoditas termasuk bawang putih yang relatif lebih baik proses penjagaan harganya. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mengupayakan sehingga Jabar bisa bertahan terhadap guncangan-guncangan ekonomi dunia dan krisis kesehatan.

“Kita akan menguatkan ekonomi regional. Telur, daging sapi, bawang putih, beras, minyak goreng, gula pasir,” ungkapnya.

Secara umum, lanjut Emil, ekonomi di Jabar menurun walaupun masih diatas rata-rata nasional yakni 5.09 persen nasional 5.04 persen di Jabar. Tapi 3 indeks bagus salah satunya kemiskinan turun, dari tahun 2018=7.25 persen dan 2019=6.82 persen daya beli naik.

Baca Juga:  Penyalahgunaan Narkoba, Dua Pemuda Asal Cianjur Diringkus Polisi

“Alhamdulillah dari 10.79 persen 2018 naik jadi 11.15 persen. Rasio Alhamdulillah turun dari 0.4 persen sekian ke 0.39 persen jadi poinnya walaupun pertumbuhan berdampak pada global ini turun fundamental-fundamental ekonomi performa Jawa Barat bagus, orang miskinnya turun, daya belinya naik,” jelasnya.

Emil menjelaskan, dari semua data-data jadi inflasi datang dari barang yang tidak tersedia dengan maksimal dan dipengaruhi oleh daya jual beli. Atas dasar itu, pihaknya harus secepatnya memiliki rencana aksi dalam mengantisipasi ekonomi turun dan virus corona dengan kongkrit.

Baca Juga:  Laporan PPATK Duga Dana ACT Mengalir ke Al Qaeda, Densus 88 Bakal Usut Tuntas

Terkait dengan ekonomi pariwisata, dia menyebut, virus corona dan wisatawan Tiongkok tidak berpengaruh banyak ke sektor ekonomi. Karena, mayoritas wisatawan berasal dari regional dan Malaysia, Singapura serta Timur Tengah.

“Pariwisata karena 92 persen ini regional dan mayoritas kita dari 3 negara yaitu Malaysia, Singapura dan Timur Tengah, maka untuk Jawa Barat pengaruh virus corona dan wisatawan tiongkok tidak banyak pengaruh, himbauan ke merekanya tapikan wisatawan dari mereka ke kita gak terpengaruh,” pungkasnya. (RNU)