Lagi, Tanah Bergerak Terjadi di Area Longsoran Tol Cipularang

JABARNEWS | BANDUNG – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) telah melakukan kajian terhadap gerakan tanah di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pasca longsor di Tol Cipularang KM 118 yang terjadi Selasa (11/02/2020) lalu.

Kali ini, gerakan tanah kembali terjadi di dekat kawasan longsor Tol Cipularang KM 118, tepatnya di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (19/2/2020). Gerakan tanah bertipe longsoran ini berkembang menjadi bahan rombakan dan aliran tanah.

Baca Juga:  Dapat Penghargaan dari KNPI Jabar, Ade Yasin Sampaikan Pesan Ini

Humas PT Jasa Marga, Nandang Elan mengonfirmasi bahwa pergerakan tanah terjadi di kawasan itu. Namun, menurutnya, yang terjadi hanya pergerakan rekahan tanah kecil bekas longsoran.

“Betul, ada rekahan di bagian sisi longsoran,” kata Nandang saat dihubungi.

Akibatnya, salah kaki seorang pekerja operator alat berat terkilir karena berusaha menghindari pergerakan tanah tersebut. Di lokasi tersebut memang sedang ada perbaikan setelah longsor oleh pihak Jasa Marga.

Baca Juga:  Sempat Gembok Pintu Keraton, Pria Ini Kukuhkan Diri sebagai Pjs Sultan Kasepuhan Cirebon

“Pengemudi alat berat tadi loncat pada saat melihat ada rekahan. Kakinya sedikit terkilir,” kata Nandang.

Selain itu, tidak ada korban lainnya akibat peristiwa pergerakan tanah tersebut. Menurut Nandang, lokasi pergerakan tanah susulan itu di pinggir jalur arah Jakarta terdapat genangan air.

Nandang menyatakan telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk merekomendasikan pembatasan sementara kendaraan yang melintas di Tol Cipularang guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Baca Juga:  Bank bjb dan Universitas Muhammadiyah Bandung Laksanakan MoU

“Tadi ada pihak Korlantas (Polri) ke sini, rencananya ada rekayasa untuk mengurangi beban di sini. Rekayasanya bisa lawan arus (contraflow) bila diperlukan dan mereka yang berakhir pekan ke Lembang diarahkan melalui Subang atau jalan Cagak,” katanya.

Diketahui, genangan air sebelah utara mengakibatkan munculnya mata air atau rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah. (Ara)