Desa Sudah Hancur Akibat Longsor, Korban Bencana di Bogor Ajukan Huntara

JABARNEWS | BOGOR – Ribuan warga dari empat kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat siap direlokasi karena desa mereka telah hancur akibat bencana longsor awal tahun 2020. Dari 4.072 keluarga yang rumahnya terdampak bencana di wilayah Barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hanya 248 keluarga yang mengajukan hunian sementara (huntara).

Bupati Bogor, Ade Yasin mengaku akan membuatkan 2.000 huntap untuk keluarga korban yang rumahnya terdampak bencana. Kini, Pemerintah Kabupaten Bogor dihadapkan dengan pekerjaan rumah (PR) merobohkan ratusan pohon di lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Cikasungka, sebagai tempat pembangunan huntap.

“Untuk membangun huntap, jadi sebelum land clearing (pembersihan lahan), kita bersihkan dulu pohon-pohonnya,” ujar Bupati Bogor, Ade Yasin usai merobohkan pohon kelapa sawit menggunakan alat berat secara simbolis, Rabu (19/2/2020).

Baca Juga:  Lima Pasang Kekasih Terpergok Sotpol PP Sedang 'Begituan' di Sebuah Indekos

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah mengatakan para korban yang tidak mengajukan huntara, umumnya mengungsi ke rumah sanak saudara, bahkan ada pula yang mengontrak. Selain itu, ada pula beberapa diantaranya yang dibuatkan huntara oleh relawan.

“Kami membuatkan huntara sesuai yang diajukan korban melalui kecamatan, yang mengajukan hanya 248 keluarga,” ujar usai meninjau huntara di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (19/2/2020).

Baca Juga:  Saat Ratusan Personel TNI Di-vaksin

Huntara tersebut tersebar di dua kecamatan yang terdampak bencana, yaitu di Kecamatan Sukajaya sebanyak 24 unit, dan di Cigudeg sebanyak 224 unit. Hunian berukuran 3 meter X 3 meter ini menjadi tempat tinggal sementara para korban bencana sambil menunggu terbangunnya hunian tetap (huntap).

“Setiap satu unit huntara menelan biaya sekitar Rp5 juta, dengan material dinding berbahan triplek dan atap dari asbes. Setiap satu unitnya dihuni oleh satu keluarga,” ungkapnya.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.

Baca Juga:  Tinjau Operasi Yustisi di Purwakarta, Begini Pesan Wakapolda Jabar

Pasalnya, peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materil, khusus bangunan rumah ada sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan. Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan. (Ara)