Plt Bupati Cianjur Hadiri Haul Mama Gentur Ke-74

JABARNEWS | CIANJUR – Plt Bupati Cianjur Herman Suherman menghadiri acara Haul Mama Gentur Ke-74 tahun di Kampung Gentur, Warungkondang, Cianjur, Rabu (5/2/2020). Kegiatan tersebut turut dihadir Unsur Muspika Warungkondang, Ketua MUI Warungkondang, serta para tokoh masyarakat.

Dalam sambutannya, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman berharap acara Haul Mama Gentur senantiasa dilaksanakan setiap tahunnya dan bisa menjadi berkah khususnya bagi warga warungkondang.

Ini juga sebagai pengingat bagi para pemuda untuk dijadikan spirit dalam berkarya. Kendati meninggalnya sudah lama hingga saat ini kharisma Mama Gentur masih tetap menggaung.

Baca Juga:  Ratusan Santri Gerudug DPRD Kabupaten Cirebon, Ini Sebabnya

“Saya bangga Cianjur mempunyai ulama besar, seperti Mama Gentur, namanya sangat masyhur kemana-mana. Buah karyanya banyak bahkan sampai menyebar ke luar negeri,” kata Herman.

Sementara itu KH. Enang Muslihudin selaku Pimpinan Majelis Taklim Al Gonthur yang sekaligus Ketua MUI Warungkondang menjelaskan sekilas tentang Mama Gentur. Ia mengatakan bahwa Mama Gentur (As-Syaikh Achmad Syathibi Al-Qonturi) Ahmad Syathibi diperkirakan lahir sekitar tanggal 12-18 tanpa diketahui secara pasti bulan dan tahun kelahirannya di Kampung Gentur, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat.

Nama masyhurnya yaitu Al-‘alim Al-‘allamah Syaikh Ahmad Syathibi atau biasa disebut sebagai Mama Gentur kata orang ‎sunda yang jadi anak muridnya. ‎

Baca Juga:  Bupati Garut Lepas Kepulangan Enam Pasien Sembuh dari Covid-19

Ahmad Syathibi adalah anak ketiga dari empat bersaudara buah hati pasangan Mama Hajji Muhammad Sa’id & Ibu Hajjah Siti Khodijah. Semasa hidupnya beliau mengarang rupa-rupa kitab, kurang lebih sekitar 80 kitab, berbahasa Arab dan Sunda.

“Karya-karya Mama Gentur diantaranya, Sirojul Munir (dalam ilmu fiqih),Tahdidul ‘Ainain (dalam ilmu fiqih),Nadzom Sulamut Taufiq (dalam ilmu fiqih)’Nadzom Muqadimah Samarqandiyah (dalam ilmu bayan),Fathiyah (dalam ilmu bayan), Nadzom Dahlaniyah (dalam ilmu bayan), Nadzom ‘Addudiyah (dalam ilmu munadzoroh), Nadzom Ajurumiyah (dalam ilmu nahwu),Muntijatu Lathif (dalam ilmu shorof), dan lain sebagainya,” jelas Enang.

Baca Juga:  Ini Tiga Rekomendasi KPK untuk Perbaikan Sistem Tata Kelola LPG Bersubsidi

Enang menuturkan, sebagian karangan Mama Gentur dalam ilmu bayan ada yang menyebar sampai Tanah Arab. Para Ulama Arab dan Mesir banyak yang membaca hasil karya Mama Gentur dan memujinya seraya berkata. ‘Ternyata di Tanah Jawa ada juga ulama yang luas ilmunya’.

“Mama Gentur wafat pada hari Rabu, 14 Jumadil Akhir 1365 H, bertepatan dengan tanggal 15 Mei 1946 M,” ucapnya. (Adv)