Soal Usulan Fatwa Menko PMK, MUI Jabar: Jodoh Ditangan Tuhan

JABARNEWS | BANDUNG – Usulan Menko PMK RI, Muhadjir Effendy mengusulkan kepada Menteri Agama, Fachrul Razi untuk membuat fatwa pernikahan lintas ekonomi mendapat tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat.

Menanggapi hal itu, MUI Jabar kurang sepakat dengan wacana pembuatan fatwa pernikahan orang kaya dengan orang miskin. MUI menilai rencana itu kurang tepat bila melihat dengan ketentuan agama Islam.

“Kedengarannya bagus, seperti menjadi solusi, tapi menurut kami itu sangat sulit diterapkan,” ucap Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar kepada wartawan di kantornya, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Jumat (21/2/2020).

Baca Juga:  Soal Krisis Global, Prabowo Subianto Minta Masyarakat Percaya pada Pemimpin

Rafani mengatakan pernikahan dalam perspektif agama berkaitan dengan Tuhan. Menurutnya, masalah jodoh sudah diatur oleh Tuhan.

“Manusia nggak bisa mengintervensi. Berusaha bisa, tapi pada hakikatnya, itu urusan Tuhan, jodoh, rejeki dan maut. Jadi kalau nanti ada aturan negara untuk mengawinkan si miskin dan si kaya, negara dinilai terlalu jauh memasuki kehidupan pribadi, terkait dengan pelaksanaan ajaran agama,” katanya.

“Karena ini hak preogratif Tuhan, secara relasi antara manusia, kan si kaya dan si miskin itu juga logis enggak, memang ada kasus satu dua, iya itu juga di TV,” kata Rafani menambahkan.

Baca Juga:  Anggota DPR RI Mulan Jameela Protes Rencana Konversi Kompor Gas ke Listrik

Rafani menambahkan masalah perkawinan tidak bisa dipaksakan satu sama lainnya. Sebab, hal itu berkaitan dengan perasaan individu masing-masing.

“Artinya kan ada pemaksaan, mana mungkin, nggak bisa kayak gitu, nikah itu kan suka sama suka, cinta sama cinta. Soal kesejahteraan itu juga belum bisa menjamin, dalam islam itu yang disunahkan itu yang sekufu, atau kafaah artinya tidak terlalu jomplang, bukan hanya soal ekonomi,” tuturnya.

Menurut Rafani bila wacana tersebut disahkan, diprediksi akan banyak penolakan dari masyarakat. Sehingga dia menilai wacana itu tidak tepat bila dilakukan.

Baca Juga:  Formasi dan Pemprov Jabar Gelar Audiensi Soal Kirab Budaya di Cirebon

“Jadi saya kira tidak akan menjadi solusi yang tepat, otomatis hidupnya bisa sejahtera, malah akan menimbulkan penolakan,” kata dia.

Sebelumnya, Muhadjir mengusulkan agar orang kaya wajib menikahi orang miskin. Hal ini, kata Muhadjir, dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan baru.

“Jadi kalau ada ajaran agama mencari jodoh yang se-kufu (segolongan) ya otomatis yang miskin cari yang miskin. Karena sama-sama miskin lahirlah keluarga miskin baru, inilah problem di Indonesia,” ucap Muhadjir acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional di JIExpo. (Red)