Aktivis Sosial Kemanusian Cianjur Bebas Dari Lapas

JABARNEWS | CIANJUR – Dian Wisdianawati (48) seorang aktivis sosial kemanusiaan, akhirnya bebas menghirup udara segar setelah tujuh bulan lebih menjalani masa tahanan di Lapas Kelas II B Cianjur.

“Alhamdulillah, saya bebas keluar lapas sekitar pukul 09:00 WIB pagi, pada 22 Februari 2020. Itu merupakan suatu sejarah perjalanan hidup tak terlupakan,” kata, Dian melalui pesan WhatsApp (WA) kepada Jabarnews.com, Senin (24/2/2020).

Dian menceritakan, dirinya menjadi penghuni lapas karena terseret kasus KPK gadungan yang menghebohkan masyarakat Cianjur kala itu. Dirinya ikut berperan sebagai orang yang memperkenalkan ML kepada Plt Bupati Cianjur, H Herman Suherman.

Baca Juga:  Ada Kabar Baik Dari Rahmat Effendi, Begini Katanya

Dian mengakui, tidak pernah menikmati uang yang ditransfer oleh Herman kepada ML, dan tidak pernah tahu apa yang dibicarakan oleh mereka beberapa waktu yang lalu.

Namun, Dian dan ketiga rekannya tetap dituduh turut serta melakukan tindakan pemerasan yang dilakukan ML. Kasus ini cukup pelik, dan memakan waktu panjang, persidangan pun hingga 23 kali. Bahkan saksi pelapor dan saksi ahli menyatakan Dian tidak bersalah, tapi Majelis Hakim (MH) tetap menjatuhkan hukuman pidana satu tahun kepada dirinya dan ketiga temannya.

Baca Juga:  Ingat! Warga Jabar Wajib Gunakan Masker Saat Keluar Rumah

Menurut Dian, bagaimanapun sikap terhadap sebuah kejadian jauh lebih penting dibanding kejadian itu sendiri. Terkadang mimpi buruk membuat terbangun, kini sudah terbangun dari mimpi buruk. Karena dengan begitu diberi kesempatan untuk belajar ilmu kehidupan, mengenal Tuhan lebih dekat, dan mempelajari kejiwaan rekannya sesama warga binaan yang berbulan-bulan hidup bersama.

Baca Juga:  Dikabarkan Terancam 15 Tahun Penjara, Begini Tanggapan Rinada

“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa belajar lebih banyak. Mungkin begini cara Tuhan mengajari saya arti hidup,” ujarnya.

Akibat peristiwa yang dialaminya, Dian mengaku akan lebih menghargai waktu, keluarga, uang dan persahabatan. Karena disaat hening dan sepi melihat segala sesuatu dengan bening.

Kini, dirinya sudah kembali menghirup udara bebas, banyak yang dia lakukan selama di Lapangan Kelas II B Cianjur, menulis empat buah buku, dan menyusun kurikulum (untuk Lapas) sebagai basis Pondok Pesantren (Ponpes) terpadu. (Mul)