RSHS Bandung: 2 Pasien Dinyatakan Negatif Covid-19

JABARNEWS | BANDUNG – Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Nina Susana Dewi mengatakan telah menerima 3 orang pasien terduga terinveksi Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian dan pengecekkan, 2 diantaranya negatif, sedangkan 1 orang masih dalam pemeriksaan.

“Yang kedua dan ketiga semuanya membaik karena kita sudah memberikan pengobatan,” kata Nina saat konferensi pers di RSHS Bandung, Senin (24/2/2020).

Nina menjelaskan, bahwa pada tanggal 20 Februari 2020 RSHS menerima 3 pasien dalam pengawasan, kemudian dimasukkan kepada ruang isolasi.

Pasien pertama, seorang laki-laki (S) 58 tahun, WNI, tinggal dan bekerja sebagai petani di Perth Australia. Berangkat dari Perth pada 13 Februari 2020 menuju Bandung melalui Bali dan Surabaya.

Masuk RS pada Kamis, 20 Februari 2020 karena sesak nafas, dirujuk dari RS Advent Bandung. Pasien masuk ke Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK).

Baca Juga:  Ini Pengakuan Puan Maharani Soal Surpres Calon Panglima TNI

Selain sesak nafas, juga ada keluhan batuk-batuk dan demam, pasien dengan riwayat darah tinggi dan merokok. Pada pasien ini telah dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan apus orofaring dan nasofaring di Litbangkes Jakarta, dengan hasil negatif, diterima 22 Februari 2020. Tn S. Kondisinya baik dan sudah dipulangkan pada Minggu 23 Februari 2020.

“Pasien pertama dia memang pergi keluar, dalam masa inkubasinya mendapatkan infeksi flu, panas tegangan tinggi dan sesak, sehingga oleh rumah sakit swasta di Bandung dikirim ke RSHS,” jelasnya.

Sedangkan, pasien kedua, seorang laki-laki (RG), 45 tahun, WNI, tinggal di Bandung, wiraswasta. Melakukan perjalanan ke Vietnam (Ho Chi Minh) pada 9-13 Februari 2020 untuk keperluan pekerjaan (bisnis) dan ke Thailand (Pattaya) pada 13-15 Pebruari 2020 (kembali ke Bandung 15 Februari 2020).

Baca Juga:  Pasar Tradisional di Bekasi Terapkan Perdagangan Online Kala PSBB Corona

Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSHS. Masuk RS 21 Februari 2020 dengan keluhan demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (saat di IGD suhu pasien 38) disertai batuk, pilek dan nyeri otot, keluhan sesak nafas tidak ada. Pasien memiliki riwayat darah tinggi, terkontrol dengan obat.

Pada Tn RG ini telah dilakukan pengambilan sampel dari orofaring dan nasofaring pada 22 Februari 2020, untuk dilanjutkan pemeriksaan di Litbangkes Jakarta. Hingga berita ini turun, tim belum menerima hasil pemeriksaan.

Bila hasil pemeriksaan negatif maka pasien dapat rawat jalan. Kondisi terakhir baik, tidak ada demam, batuk maupun sesak nafas.

“Pasien kedua, dari Vietnam pergi ke Thailand. Dalam masa inkubasi sama menderita panas badan tinggi, flu didalam pemeriksaan terdapat flek infeksi paru, sehingga masuk juga ke dalam ruang isolasi,” terangnya.

Baca Juga:  Gagal Godain Binor, Pemuda Ini Nekat Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri

Pasien ketiga, ungkap Nina, seorang perempuan (AS), 55 tahun, WNI, seorang ibu rumah tangga dari Majalaya. AS melakukan perjalanan ke Malaysia 11-12 Februari 2020, kemudian ke Singapore pada 13 Februari 2020 dan Thailand pada 14-15 Februari 2020 untuk ziarah.

Masuk RIIKK RSHS pada 22 Februari 2020 dirujuk dari RS Majalaya dengan keluhan sesak nafas dan terdapat pneumoni pada foto dadanya. Pasien mengeluh panas badan 4 hari sebelum masuk rumah sakit mengalami batuk dan pilek, namun sudah tidak ada saat masuk RSHS.

Pada pasien ini hasil sudah diterima dari Litbangkes dan diperoleh hasil negatif. Kondisi terakhir baik.

“Pasien ketiga, ternyata hasilnya negatif, kami sedang menunggu pasien kedua karena runningnya bersamaan sehingga kita dulukan yang di periksa yang ketiga dahulu,” ungkapnya. (Rnu)