Microsoft Ingin Dukung Talenta Digital Indonesia

JABARNEWS | JAKARTA – Dalam rangka perayaan 25 tahun perusahaan teknologi Microsoft di Indonesia menginginkan untuk mendukung perkembangan talenta digital.

CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan Teknologi di Indonesia sudah membantu pebisnis kecil berkembang, sementara pebisnis besar menjadi kompetitif.

“Beroperasi di Indonesia juga berarti memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan sumber daya manusia,” ujar Nadella saat di acara Microsoft Digital Economy Summit (DevCon) di Jakarta, Kamis (26/02/2020).

Baca Juga:  Nyi Roro Kidul Hingga Kabayan dan Nyi Iteung, Hadir Di Game Ini

Selain itu, terkait Digital Economy Summit (DevCon) diadakan untuk para pengembang teknologi sekaligus perayaan kiprah 25 tahun perusahaan tersebut di Indonesia.

“Beroperasi di Indonesia juga berarti memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan sumber daya manusia,” ujarnya.

Microsoft selama 25 tahun terakhir tercatat memberikan pelatihan terhadap 18 juta guru dan siswa di Indonesia untuk teknologi, termasuk untuk keamanan siber, kecerdasan buatan, sains data lewat Kurikulum Literasi Digital.

Baca Juga:  Selamat! Uruguay Juara Piala Dunia U-20 Usai Tekuk Italia 1-0

Menurut Microsoft, pertumbuhan talenta digital merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Microsoft menyatakan misi mereka di Indonesia adalah untuk memberdayakan setiap orang dan organisasi, termasuk melengkapi tenaga kerja dengan keterampilan dan dukungan yang diperlukan untuk mentransformasi secara digital.

Studi Microsoft IDC pada 2019 lalu menunjukkan 81 persen bisnis di Indonesia memprioritaskan pelatihan dan peningkatan keterampilan pekerja. Tapi, 48 persen dari angka tersebut menyatakan belum menerapkan rencana untuk melatih pekerjanya.

Baca Juga:  Arteria Dahlan Banjir Kecaman, Susi Pudjiastuti Bahas Momen Protes KPK

Sementara itu, 13 persen perusahaan mengaku belum memiliki rencana melatih pekerja.

Lebih dari separuh pemimpin bisnis di Indonesia, sebanyak 65 persen, berpendapat teknologi seperti kecerdasan buatan bisa membantu karyawan melakukan pekerjaan secara lebih baik. Selain itu, 21 persen pemimpin bisnis meyakini kecerdasan buatan akan menciptakan lapangan kerja baru. (Ara)