LPBI NU Purwakarta Siap Bentuk Santri Siaga Bencana

JABARNEWS | PURWAKARTA – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta, bakal membentuk Santri siaga bencana diwilayahnya.

Ketua LPBI NU Kabupaten Purwakarta, Riana A Wangsadiredja, pihaknya dalam waktu dekat akan mempersiapkan para santri di setiap pesantren yang ada di Purwakarta agar menjadi relawan siaga bencana yang memiliki keterampilan kebencanaan sekaligus mampu mencari data dan informasi di lapangan tentang perubahan iklim disekitar pesantren masing-masing.

“Konsepnya operasi pencegahan berbasis santri diantaranya bertanggungjawab atas keamanan pesantren dan lingkungan sekitarnya dari ancaman perubahan iklim. Sehingga para santri memahami potensi bencana di lingkungan sekitar dengan baik agar kesiapsiagaan dan resiko bencana pun bisa diminimalisir,” ungkap Riana, usai kegiatan literasi iklim bagi pelajar Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah (MA) di Madrasah Aliyah Al Irfan, Rabu (11/3/2020).

Dijelaskannya, pengetahuan mengenai mitigasi bencana harus dimiliki para santri yang tinggal di pesantren. Nanti, pihaknya akan diberikan ilmu mengenai potensi bencana di Purwakarta, mengingat Purwakarta adalah salah satu diantara daerah di Jawa Barat yang rawan bencana.

Riana menambahkan, program santri siaga bencana sejalan dengan visi BPBD Jawa Barat dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta dalam melakukan pencegahan bencana.

“Pentingnya pemberdayaan santri setiap pondok pesantren dalam menghadapi bencana. LPBI NU Kabupaten Purwakarta siap bersinergi dengan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kebencanaan alam,” imbuhnya.

Dibentuknya santri siaga ini, Riana menekankan upaya pencegahan bencana secara menyeluruh, mulai dari kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasi hingga ke tanggap bencana dan pra bencana.

“Prinsipnya ada yang memimpin, merencanakan, mendukung dan melaksanakan dalam struktur pengembangan organisasi pesantren sebagai agen untuk melakukan dan melaporkan informasi bencana di lapangan atau dipesantrennya masing-masing,” jelas Riana. (Gin)