FSKN Minta Belanda Kembalikan Pusaka Nusantara Termasuk Bendera Cirebon

JABARNEWS | CIREBON – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyebut pemulangan kembali keris Diponegoro memerlukan proses yang panjang dan lama sampai akhirnya pusaka tersebut kembali ke Tanah Air.

“Itu adalah pengembalian dari keris Diponegoro yang sebenarnya prosesnya sudah cukup lama,” kata Menlu Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengatakan, proses yang dijalani di antaranya riset atau penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah keris Diponegoro atau milik Pangeran Diponegoro.

Riset yang dimaksud itu dilakukan oleh dua pihak, yakni Indonesia dan Belanda secara bersama-sama.

“Jadi prosesnya tentunya kita melakukan penelitian bersama untuk betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah milik Pangeran Diponegoro,” kata Retno.

Proses terakhir, yakni beberapa pekan sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, dikirimkan tim khusus ke Belanda untuk melakukan konfirmasi dan pengecekan.

Meski begitu, Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) meminta kepada Raja Belanda tidak hanya mengembalikan pusaka Pangeran Diponegoro saja, namun semua pusaka-pusaka keraton se-nusantara yang dibawa sebaiknya dikembalikan lagi.

“Kami meminta kepada Raja Belanda untuk mengembalikan semua pusaka keraton se-nusantara,” kata Ketua Umum FSKN yang juga Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Rabu (11/3/2020)

Sultan Arief mengatakan banyak pusaka keraton se-nusantara yang diambil dan dibawa ke Belanda terutama saat mereka menjajah. Selain benda pusaka banyak juga dokumen dan naskah-naskah kuno yang masih di Belanda, untuk itu diharapkan semua bisa kembali lagi ke Nusantara.

“Ada juga benda-benda cagar budaya lainnya yang dibawa, kami harapkan semua bisa kembali lagi,” ujarnya.

Meskipun demikian, FSKN juga menerima permintaan maaf Kerajaan Belanda dan berterima kasih atas pengembalian keris Pangeran Diponegoro ke Indonesia.

“Sebagai implementasi permohonan maaf, kami rasa pengembalian benda-benda pusaka itu sangat penting,” katanya.

Menurut Sultan Arief, untuk bendera Cirebon yang asli juga masih disimpan di Belanda dan untuk yang berada di Cirebon hanya duplikat saja.

“Menurut catatan bendera Cirebon yang asli ada di Belanda. Sedangkan duplikatnya ada di museum tekstil Jakarta,” ujarnya. (Ara)